Senin, 26 Maret 2018

Transjakarta's Funny Experinces (Part 2)

Assalamu'alaikum, kawan!

Thread kali ini terinspirasi dari kejadian beberapa waktu lalu yang aku alami bersama mas-mas yang dimarahi oleh segerombolan Emak-emak :') Bagi yang belum baca part 1 nya, sila dibaca dahulu :)

Melanjutkan thread part 1 kemarin, kali ini ceritanya seputar serba salahnya jadi laki-laki di transportasi umum aja. Laki-laki tuh emang serba sala
h banget kalau di transportasi umum kayak transjakarta ya. Kena omelan terus rasanya.

Pernah beberapa kali, dalam kondisi bus penuh-penuhnya ada seorang bapak-bapak yang sudah lumayan tua masuk. Dan kebetulan beliau berdiri di samping aku. Sebagai makhluk sosial yang sadar (baca: enggak tidur) aku menawarkan kursiku untuk beliau. Tapi beliau menolak. Agak maksa aku tawarin lagi, tapi beliau tetap menolak. Yasudah, aku pikir mungkin beliau emang nggak mau duduk atau pemberhentiannya sebentar lagi.

Tapi ternyata setelah aku sampai halte tujuan dan otomatis meninggalkan (kesannya sedih banget xD) kursi yang aku duduki, beliau menggantikan aku duduk. Di situ aku merasa tertolak, tadi aku tawarin kok nggak mau pak? Huhu. Akhirnya aku berpikir positif, mungkin beliau nggak enak sama aku. Dan berpikir kalau laki-laki kan lebih kuat dari wanita. Selama masih kuat berdiri, jangan ambil kursi orang lain.

Berpikir positif tuh dibutuhin banget buat situasi tertolak kayak gitu. Biar nggak sebel-sebel banget, atau sedih-sedih banget. Padahal kalau aku pikir, kesetaraan gender kan lagi gencar banget diumumkan. Selama beliau lebih tua daripada kita, lebih baik kita yang berdiri. Itu yang ada dipikiran aku. Tapi ya sudahlah, setiap orang punya batasannya sendiri.

Ada lagi ceritanya, kalau ini waktu aku pulang kantor. Kejadiannya waktu bus emang lumayan sepi sih, masih ada beberapa kursi yang kosong. Aku duduk di kursi paling depan, bangku favorit. Waktu berhenti di salah satu halte, ada segerombol ibu-ibu yang masuk ke bus, mungkin sekitar 5 orang kalau nggak salah ingat. Mereka masuk dan duduk di tempat yang masih kosong. Dan emang letaknya berjejer, pas banget buat ngobrol. Busnya berasa disewa ibu-ibu itu, ramai banget soalnya, haha.

Dua halte dilewati dengan suara percakapan ibu-ibu ini. Lucu sih, aku aja yang dengar sampai cekikikan sendiri. Bukan nguping loh ya, suara obrolan ibu-ibu ini emang lumayan kencang. Di halte selanjutnya, masuklah dua orang ibu-ibu. Sambil toleh kiri-kanan, beliau berdua cari tempat kosong tapi nggak ada. Yaudah, beliau berdua berdiri di sisi pintu sebelah kiri sambil ngobrol.

Tiba-tiba, ibu yang bergerombol tadi ngomong gini, "Bu, sini aja duduk! Masih ada tempat. Ini yang laki-laki berdiri aja! Kasih yang perempuan buat duduk!" kenceng banget, aku sampai kaget, haha. Soalnya waktu itu aku lagi bengong sambil lihat jendela ala-ala video klip Peterpan.

Cuma ilustrasi aja kok xD
Otomatis, mas-mas yang lagi duduk di kursi bangun semua. Menyilahkan dua orang ibu yang berdiri untuk duduk. Setelah beliau duduk, si ibu yang ngomong tadi melanjutkan ucapannya. "Nah gitu, Makasih, mas. Yang cowok kan masih pada kuat, berdiri aja. Yang cewek kan kasihan." lalu beliau tertawa.

Aku yang duduk di belakang cuma bisa tertawa waktu melihat mas-mas yang sedang duduk langsung berdiri saat mendengar ucapan ibu itu. Kok bisa barengan begitu gerakannya, haha. Agak kasihan juga sih. Soalnya dalam kondisi pulang kerja, capek, eh malah diomelin ibu-ibu buat kasih duduk ke perempuan dengan alasan laki-laki lebih kuat dari wanita.

Gak apa sih sebenarnya. Tapi katanya wanita minta hak-hak yang dengan laki-laki, tapi kok masih pakai alasan 'wanita lebih lemah dari laki-laki' untuk pembenaran? Bukan, ini bukan masalah emang ibu-ibu itu prioritas atau gimana. Aku tahu kok dua orang ibu itu sudah biasa naik transjakarta, makanya mereka santai-santai aja pas nggak kebagian bangku kosong. Kita sebagai wanita juga harus sedikit lebih paham aja, apalagi sama-sama cari nafkah. Kalau dikasih duduk sama yang laki-laki ya bersyukur banget, tapi kalau emang nggak ada kursi ya paham sama paham aja. Semua yang di transjakarta juga capek kok. Jangan bikin mas-mas yang lagi capek merasa nggak enak karena kita minta kursinya secara paksa yaa :)

Kalian pernah gak sih ngalamin kejadian lucu di transjakarta? Aku juga mau dengar dong :D

Cheers!
Continue reading Transjakarta's Funny Experinces (Part 2)

Jenuh

Assalamu'alaikum, kawan!

Source: Pinterest Sophoa U
Pernah gak sih kalian merasa jenuh yang benar-benar jenuh? Entah karena pekerjaan, teman, atau aktifitas sehari-hari. Rasanya cuma mau tidur-tiduran aja di kamar, tanpa melakukan apa-apa. Atau pergi ke tempat yang sejuk, sambil baca novel atau dengar musik aja.

Aku sering banget ngerasa jenuh. Bukan karena pekerjaan, tapi karena aktifitas sehari-hariku. Rasanya kok dalam 24 jam aku kurang melakukan hal yang buat aku senang, atau bikin aku semangat. Pagi-pagi berangkat kerja, di dalam transjakarta cuma main handphone sambil buka sosial media aja. Kerja, dan kadang buka sosial media. Pulang dari kantor, di transjakarta juga cuma main handphone. Di rumah juga main handphone. Ya ampun, selama ini mungkin sepertiga waktuku cuma buat main handphone aja.

Kayaknya emang aku butuh aktifitas baru, yang bikin aku semangat. Gak stuck di satu kegiatan aja. Sebenarnya aku suka banget menulis, atau baca sesuatu. Tapi kayaknya akunya aja yang males, tiap pegang handphone cuma buat buka twitter dan dengar lagu. Padahal niatnya mau buat satu tulisan.

Terus gimana? Aku kalau lagi jenuh bisa sampai beberapa hari, sampai menemukan hal yang benar-benar bikin semangat baru jenuh itu selesai. Entah itu main sama teman, atau me time dengan makan sendirian di KFC. Iya, makan sendirian. Makanan enak itu bikin good mood, coba deh.
Source: Pinterest I'm Desfia

Atau kadang, rasa jenuh ini tiba-tiba hilang kalau kita bersosialisasi. Bahkan cuma disenyumin aja sama bapak satpam waktu nyapa di kantor tuh bikin good mood. Tiba-tiba jenuh hilang gitu aja. Seneng. Karena ada ternyata ada yang peduli, padahal mah emang tugas bapaknya buat ramah ke semua orang. xD

Ah iya, kalian pernah gak merasa jenuh yang benar-benar bikin malas melakukan apa-apa? Atau malah sedang merasa jenuh? Jangan dibiarin aja. Usahakan perasaan itu hilang secepatnya, bisa-bisa nanti semakin menjadi-jadi.

Cheers!

Continue reading Jenuh

Kamis, 15 Maret 2018

Blog dan Kelabilanku

Assalamu'alaikum!

Sampai awal  Maret ternyata saya belum ngeblog lagi ya. Padahal ide banyak banget, tapi karena gak diasah dan gak sempat dicatat jadi lupa terus u,u

Ah iya, sekalian aja aku mau menumpahkan kelabilanku. Aku bikin blog ini dari tahun 2013. Waktu itu blogspot emang nggak terkenal-terkenal banget sih, teman-temanku nggak ada yang buat sama sekali. Mereka cuma punya facebook aja. Dan aku sudah punya beberapa akun sosmed. Yaampun.

Sebenarnya aku agak lupa alasanku membuat blog malah. Kalau nggak salah ingat, dari teman rezpector-ku. Aku nggak begitu kenal sih sama dia, tapi aku lihat di bio twitternya dia ada websitenya gitu. Aku klik, dan keluarlah sebuah website dengan nama dia di headernya. Saking terpesonanya, aku sampai cari di google, cara membuat blog. Daan taraaa, aku punya blog! Dengan header seadanya karena belum paham sama sekali.

Kursor mouse yang kayak ini
nih contohnya
Blognya dia tuh bagus banget menurutku. Di kursor mousenya itu ada salju-saljunya gitu, terus headernya running text yang warna-warni, ada foto dia di ujung kanan, terus kalau nggak salah ada jam dan lagunya. Keren banget dulu tuh!

Akhirnya karena pengen punya blog bagus, aku utak-atik semua pengaturan di sana. Lumayan bikin pusing, tapi karena aku suka dan benar-benar pertama kali punya blog jadi yaa... Senang dan bangga! Oh iya, waktu itu nama blogku masih manzilarezpect.blogspot.com, headernya namaku, dan isinya.. curhatan tentang gebetan (klik), wahahaha. Dan bisa dilihat, aku memanggil diriku dengan kata 'gue'. Sebenarnya biasa aja sih, tapi di sana kok jadi terlihat songong ya? Hahaha.

Sampai tiga tahun aku pakai alamat itu, akhirnya aku berniat ganti. Aku lupa apa aja T,T Yaampun, kenapa dulu aku nggak screenshoot ya, sebagai bukti betapa noraknya aku kala itu. Eh sampai sekarang masih sih. Yaudahlah yaaa. (Revisi, ternyata aku sempat membagikan websiteku ke google plus-ku xD)

penggantian pertama: nadadiksi
Penggantian kedua: jurnal-imaji
Sejak 2016 itulah aku mulai coba ganti template blog dari berbagai website template gratisan. Dan masih bingung, karena aku ngerasanya kurang cocok aja. Dan berganti nama jadi manzilatsuraya.blogspot.com. Tapi cuma bertahan setahun, karena kok rasanya kayak nggak cocok (lagi) aja gitu.

Source:Asjley Jerome's Pinterest
2017-saat ini aku pakai template sugar and spicy (dan berniat buat diganti lagi karena terlalu pucat) dengan domain manzeeeyla.blogspot.com. Dengan penyebutan diri 'saya' dan balik lagi ke 'aku'. Tapi aku masih terus cari template yang cocok sih buat diriku sendiri. Bahkan aku masih coba buat templateku sendiri. Yah, walaupun amatiran, seenggaknya aku sedang belajar :p Ternyata susah banget yaaaa, haha.

Gitu deh, blog dan kelabilanku untuk mencari tema dan domain yang cocok untukku sendiri. Bahkan kadang aku bingung, template yang kayak gimana yang cocok untuk blog dan diri ku?
Continue reading Blog dan Kelabilanku

Senin, 29 Januari 2018

Tentang Hilang

Assalamu'alaikum!

Tahun berganti, umur bertambah, wajah menua. Gak terasa tahu ini saya memasuki usia dewasa, dua puluh tahun. Entah mengapa, saya sedikit takut memasukinya. Dan jujur, saya cukup takut menua. Melihat perubahan saya kelak, hingga menghuni liang lahat nanti.

Saya takut, dengan banyak kemungkinan-kemungkinan yang saya buat dan bayangkan sendiri. Saya takut kehilangan, apalagi jika saya yang hilang. Saya takut membayangkan kalau salah satu dari orang terdekat saya pergi dan wajahnya tidak dapat saya tatap lagi.

Saya takut membayangkan saat kelak saya sudah tidak ada di dunia ini lagi, tempat seperti apa yang nanti saya datangi? Apakah saya akan kembali melihat orang terdekat saya? Apakah mereka akan mengingat saya? Apakah amal saya cukup untuk dapat tinggal di Surga? Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan di pikiran saya saat mengingat tua.

Sumber
Apa nanti saya bisa menjadi istri yang baik untuk suami saya? Menjadi ibu madrasatul 'ula anak-anaknya? Menjadi nenek yang mencintai cucu-cucunya? Semoga.

Apa nanti dunia yang saya lihat saat ini akan berubah seiring waktu? Dan teknologi-teknologi yang diciptakan semakin canggih dengan kecerdasan buatan?

Apa jika nanti saya hidup di akhir zaman, saya bisa mempertahankan Iman saya? Apa saya bisa membedakan mana yang baik dan buruk?

Apa kelak jika saya sudah wafat, nyawa saya diambil dengan perlahan? Apa yang akan saya lihat nanti? Bagaimana amal saya semasa di dunia ini?

Saya takut. Jika nanti ketakutan-ketakutan saya membuat saya tertekan sendiri. Bicarapun saya nggak berani. Saya tidak ingin orang lain merasakan ketakutan saya juga. Cukup saya saja. Tapi saya merasa butuh bercerita.


Terima kasih telah membaca ketakutan saya. Semoga harimu menyenangkan.
Continue reading Tentang Hilang

Jumat, 12 Januari 2018

Dasar Generasi Mecin!

Assalamu'alaikum!

Gimana, gengs? Resolusi tahun baru sudah didata belum? Atau malah masih sama dengan resolusi tahun lalu yang belum tercapai? Haha, tenang. Kamu gak sendirian! Karena beberapa resolusi saya juga masih ada yang belum tercapai di tahun lalu! Masih semangat kan mencapainya?

Semakin ke sini, sepertinya zaman semakin melesat cepat ya. Yang dulunya kita anak-anak SD hanya bisa memainkan handphone mainan yang isinya air atau kalau dipencet keluar lagu "Butterfly", sekarang adik-adik kita sudah bisa memegang bebas handphone di tangannya. Yang dulunya kalau mau terkenal, kita harus ikut audisi "Idola Cilik" atau kirim-kirim surat ke majalah Bobo, sekarang tinggal rekam, lalu upload ke instagram atau youtube dengan kata-kata pancingan. Langsung bisa dikenal.

Saya jadi ingat, dulu waktu sekolah dasar mainan termahal yang aku punya adalah monopòli dan binder! Mahal banget! Mau beli monopoli harus ngumpulin stiker dulu yang harus disusun satu-satu. Harga stikernya juga mahal kalau buat bisa dapat monopoli. Atau beli binder yang kalau merknya 'Harvest' atau 'Kiky' yang tebal bisa menghabiskan uang jajan seharian. Haha. Sekarang adik saya mainan termahalnya squishy dan slime (dulu namanya lumpur lapindo, haha)! Yang kalau main itu bisa menghilangkan stress katanya.

Iya, salah satu adik saya suka banget sama slime. Bahkan sampai akun instagramnya (iya, dia punya akun sendiri) mengikuti akun slime. Padahal menurut saya, nggak ada gunanya sama sekali. Tapi mau gimana lagi, dia suka?

Ngobrol tentang perbandingan anak sekarang dengan anak zaman dulu bikin saya ingat satu kata yang sedang tenar sekarang, "Dasar Generasi Mecin!" Saya jadi mikir lagi, emang iya anak yang lahir tahun 2000-an malah generasi mecin?

Mecin, bang!
Seingat saya, mecin banyak terpapar di generasi 90-an (saya termasuk generasi 90-an akhir juga sih). Mulai dari jajanan abang-abang gendong sampai makanan ringan, semuanya mengandung mecin! Iya, hampir semuanya. Cilor, cireng, milor, basreng, chiki taro, chitatos, dan kawan-kawan penuh dengan zat yang sangat asinnya bikin ketagihan. Dan beberapa dari kita dengan bangganya bandingin makanan bermecin itu dengan makanan anak zaman sekarang yang penuh nutrisi. Jangan mencibir kalau lihat remaja milenial yang upload foto-foto makanan mereka yang kaya gizi, seperti steak atau chiken cordon blue. Lihat aja, jajanan kita waktu seumuran mereka adalah makanan penuh mecin. Jadi sebenarnya siapa sih yang generasi mecin?

Dan ya, pasti orang tua muda milenial sekarang lebih sering memberi makanan anaknya dengan makanan organik. Karena mereka tahu apa yang baik untuk tubuh anaknya, apalagi sekarang gaya hidup sehat sedang naik-naiknya. Pantas aja kalau badan mereka lebih cepat bertumbuh dibanding kita yang dulu jajannya cemilan-cemilan berminyak. Tapi bukan berarti orang tua kita dulu tidak peduli dengan jajanan kita. Ini hanya masalah zaman yang bergerak terus, tanpa henti.

Bahkan merokok dan mabok, loh!
Ah iya, dan bagaimana anak generasi 2000-an tidak mau lekas bertumbuh? Sedangkan kakak-kakak generasi 90-an terus memberi mereka inspirasi-inspirasi yang diekspos melalui media sosial. Anak sekolah dasar berpacaran, siapa yang mereka lihat? Kita, anak 90-an yang memajang foto di instagram sedang merayakan aniversary bersama kekasih. Dan kita salahkan mereka dengan mengatakan "Dasar generasi mecin!"

Sinetron juga salah satu pemicu kasmaran dini loh!

Sadar gak sadar, sebenarnya generasi 90-an lah yang membuat mereka bertumbuh sebelum waktunya. Tidak, jangan mempermasalahkan orang tua mereka yang memberi handphone sebelum waktunya. Tanpa handphone-pun pemandangan wanita dan pria yang bergandengan sudah lumrah terjadi di semua tempat (ini tidak termasuk orang tua ya). Jika semua tempat dipenuhi orang kasmaran, di mana kita bisa mengajak adik atau anak kita untuk wisata?

Kesimpulannya, ini bukan sepenuhnya salah mereka. Kita juga memiliki andil dalam kegiatan mereka segari-hari. Jadi mau gak mau, kita juga harus membantu mereka mengenal mana yang bisa mereka lakukan dan mana yang belum boleh mereka lakukan di usianya. Dan dengan pengertian selembut mungkin. Karena rata-rata remaja (bahkan sebagian orang dewasa sekarang juga begitu), lebih suka diingatkam sebagai teman, bukan di nasehati sebagai yang lebih tua.

Menurut kalian, apa dan siapa yang menjadi tolak ukur generasi 2000-an saat ini?

Cheers!
Continue reading Dasar Generasi Mecin!

Kamis, 04 Januari 2018

Tentang Selera Musik

Assalamu'alaikum semua!

Kayaknya tahun lalu itu adalah tahun di mana lagu-lagu romantis menjadi favorit semua kalangan ya. Mulai dari Surat Cinta untuk Starla, Asal Kau Bahagia, Bukti, Akad, Tukar Jiwa, dan lain-lain. Waah, kayaknya banyak dari kita yang lagi senang digombalin dengan lagu ya. Haha
Sumber
Setiap tahun memang lagu romantis selalu mendapat perhatian khusus. Tentu saja, selain karena liriknya yang cantik, lagu romantis adalah bekal untuk melamar seseorang! Terutama bagi kaum pria, kayaknya kalau kalian bisa bermain gitar atau bernyanyi kesempatan kalian diterima bakal lebih besar. Karena rata-rata wanita suka dengan lagu.

Semakin banyaknya band dan penyanyi yang muncul, juga semakin menyemarakan panggung musik tanah air. Yah, walaupun yang masuk di acara televisi masih itu-itu saja, setidaknya di youtube, kita bisa menemukan bermacam-macam penyanyi dengan lagunya yang gak kalah keren. Terima kasih youtube! Walaupun trending musik Indonesia 60% dikuasai oleh penyanyi luar, entah itu Amerika atau India, setidaknya kita masih berbangga dengan 40 persennya.

Genre musik yang dibawakanpun semakin bervariasi. Dari satu genre, hingga menggabungkan beberapa genre sekaligus. Saya suka semua jenis genre, kecuali musik keras dan tembang sinden. Alasannya pertama, karena saya nggak bisa dengar suara-suara yang telalu keras atau 'banyak' pasti langsung pusing dengarnya (norak mode on). Dan alasan kedua, saya takut dengan suara tembang dari para pesinden, suara yang lirih dan tinggi bikin saya keingat film-film horror :( Namanya selera musik, kita tidak bisa memaksakannya.

Waktu kecil saya lebih sering dengar lagu dangdut lawas ala bang Haji Rhoma, bunda Rita, bunda Evie. Oh iya, Mama saya juga suka mendengar lagu lawas angkatan beliau, seperti Nike Ardila, Tomi, dan teman angkatannya. Gak heran kalau dengar lagu lawas, saya ikut nyanyi. Padahal saya termasuk anak ujung 90-an. Hahaha. Eh tapi saya juga diputarkan lagu anak-anak kok. Masa kecil saya termasuk bahagia juga lah. Hahaha

Pindah ke masa sekolah. Mulai banyak band mellow yang dikenal luas. Peterpan, Anima, Drive, Nineball, dan banyak lagi yang menghiasi layar kaca. Masuk sekolah menengah pertama, genre reggae mulai mendapat perhatian dari abg-abg labil macam saya waktu itu. Kayaknya kalau nggak tahu lagu reggae, gak asik! Hahaha.

Lulus SMP, masuk SMK. Sepertinya waktu saya kelas 10, genre saya masih sama dengan SMP. Yah namanya juga baru masuk. Masih alay-alaynya ya (sampai sekarang sih). Naik kelas dua, tiba-tiba teman laki-laki sekelas menyalakan lagu Payung Teduh - Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan melalui speaker kelas. Musik yang belum pernah saya dengar, lagu mendayu yang sendu. Bikin ngantuk, kata saya waktu itu. Pertama kali dengar saya nggak peduli sama sekali, tapi setalh beberapa kali diputar tenyata asik juga ya :D

Ternyata sekarang saya malah jatuh cinta dengan band-band indie. Liriknya yang aestetik (halah bahasa saya) dan musiknya yang khas benar-benar memabukan! Saya sampai mengubek-ubek youtube mencari band Indie Indonesia.

Kalau ditanya, dimana saya mencari dan mendengarkan lagu? Dulu mungkin saya jawabnya dari stafaband, gudanglagu, dan web lagu bajakan lainnya. Karena platform semacam joox atau spotify kan dulu belum ada, dan beli lagu melalui web langitmusik itu mahal banget. Jadi ya begitu deh :( Maafkan saya para musisi :(

Sekarang saya lebih suka mendengarkan via youtube. Saya nggak memakai aplikasi musik apapun. Karena banyak lagu yang saya cari nggak ada. Huh! Ya kalau mau dengar lagu aja sih resolusi videonya cukup 144p aja di youtube. Irit kuota kan! Haha.

Oh iya, kalau genre lagu kesukaan kalian apa?
Continue reading Tentang Selera Musik

Refleksi Awal Tahun

Assalamu'alaikum, teman-teman! Apa kabar? Bagaimana awal tahunnya? Menyenangkan? Semoga selalu bahagia ya!

Ah ya, setelah buka-buka blog lagi, saya baru sadar kalau selama bulan Desember lalu tidak sempat mengepos satupun tulisan. Saking sibuknya pekerjaan dan rasa malas saya yang semakin lama semakin tak mau beranjak. Huh! Ayolah, awal tahun harus lebih sering menulis lagi!
Membandingkan tulisanku tahun 2017 lalu dengan tahun sebelum-sebelumnya rasanya menyenangkan. Sesadar saya, kemampuan bercerita saya meningkat sedikit. Yah, walaupun sedikit tapi rasanya senang sekali! Yang tadinya hanya sekadar iseng-iseng menulisnya, ternyata aku bisa menelurkan 33 tulisan! Bravo! Walaupun belum meningkat, tapi mari bersyukur!

Momen tahun lalu tak banyak yang saya ingat. Karena saya baru sadar, banyak kejadian-kejadian yang kurang kuperhatikan. Jadi sadar atau tidak saya malah lupa. Sepertinya tahun ini saya harus lebih memperhatikan dan mengingat kejadian kecil setiap hari.

Lulus sekolah, magang, menganggur, hingga akhirnya mendapat pekerjaan membuatku bersyukur harusnya. Iya, tentu saja saya bersyukur. Tapi sepertinya masih saja kurang yang saya syukuri. Sedangkan saya selalu dimudahkan jalannya oleh Allah. Ibadah masih belum meningkat, dan hubungan saya dengan orang lain masih statis saja hingga saat ini. Saya bukan tipe orang yang dengan santainya menyapa orang baru, ayo berusaha lebih ramah!

Menghasilkan uang juga membuat sata tak selalu mengingat saat sedang butuh-butuhnya. Saya membelikan sesuatu yang bahkan aku tidak terlalu dibutuhkan. Padahal masih banyak hal penting yang harusnya dibeli. Sepertinya membuka akun-akun online shop itu meracuni mata saya! :( Pokoknya harus bisa lebih tahan godaan berbelanja!

Tahun kemarin, seperti pijakan untuk naik ke atas. Entah itu merangkak, atau berdiri tegak. Jangan sampai mundur. Jika jatuh, bangun dan melangkahlah sekali lagi. Semoga tahun ini, menjadikan kita lebih baik dan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.

Cheers! :)

Continue reading Refleksi Awal Tahun