Senin, 12 Agustus 2024

Ulang Tahun

Pernah nggak kamu kebingungan memberikan hadiah ulang tahun untuk seseorang yang penting bagimu? Aku pernah.

Ini kali pertamanya aku memiliki pacar, dan aku tidak tahu apa yang harus aku berikan kepada pasanganku. Semua teman sudah memberikan rekomendasi, semua video surprise pasangan telah aku tonton, semua daftar hadiah telah aku tulis. Tapi rasanya, semua terasa sangat basic dan kurang berarti.

Lalu temanku menyarankan, aku harus bertanya langsung daripada aku kebingungan. Jadi di sinilah aku, duduk berdua di toko kopi favorit kami dan berusaha mengorek informasi tanpa dia ketahui. Atau mungkin dia tahu...

***

"Kamu punya keinginan yang pengin diwujudin dalam waktu dekat nggak?" tanyaku suatu hari kepada seseorang.

"Ada, bikin kamu senyum bahagia tiap hari." jawabnya berbinar.

"Ih, bukan. maksudku keinginan buat diri kamu sendiri. bukan orang lain. yang bikin kamu seneng, kayak reward ke diri sendiri gitu." tanyaku lagi, lebih jelas.

"Ya.. itu. kebahagiaanmu adalah reward buat aku." ujarnya sambil tersenyum.

Aku memandangnya sebal, "ih, kayak suara buaya!" pungkasku.

"Loh, yaudah. aku jujur kok dibilang buaya." jawabnya sambil tertawa.

Aku memutar bola mata, "kalo keinginan jangka panjang deh. ada gak?"

Ia terdiam sejenak, berpikir. "Aku mau punya keluarga yang di dalamnya ada kamu dan anak-anak kita." ia menjawab sambil memandang mataku, tersenyum lembut.

Lagi-lagi jawaban menggelikan itu. aku menjulurkan lidahku dengan sebal. "keinginan buat diri kamu sendiri, tanpa aku!" aku menghela nafas, "coba deh bayangin, kalo aku nggak ada di hidup kamu saat ini, apa satu hal yang kamu ingin lakukan untuk diri kamu sendiri?"

Dia terdiam, lalu menundukkan kepalanya. "mungkin mati..." cicitnya.

Kami terdiam. Obrolan ini menjadi suram karena pertanyaanku. Hari itu, kami berpamitan  tanpa sepatah kata pun.

***

Hari ini hari minggu, tepat tiga hari setelah percakapan yang kami anggap tidak terjadi, itu aku diam-diam mencari tau sendiri jawabannya. Mengasah peka dan rasa. namun nihil, aku tidak bisa menemukan sesuatu pun keinginannya. Rasanya ada yang aneh, semua yang dia lihat dan ingin beli, alasannya karena aku menyukainya.

Beberapa kali kutemukan ia melihat etalase toko pastry, setelah kutanya jawabanya selalu sama "itu ada cake favoritmu, mau nggak?"

Di toko pakaian dan sepatu, dia menunjuk sebuah manekin dan berujar, "kayaknya baju ini cocok buat kamu deh."

Aku bahkan mencari makanan yang ia sukai. Namun setiap ke restoran, dia selalu memesan 2 menu favoritku dan kami akan berbagi makanan.

Ini membuatku jengkel. Mana ada manusia yang tidak memiliki keinginan sepertinya?
Kenapa dia selalu menerima tanpa meminta apa pun?
Kenapa selalu aku yang didahulukan?
Kenapa dia tidak punya keinginan untuk dirinya sendiri?

Sudah hampir 9 bulan kami bersama dan aku masih tidak tahu apa yang dia suka dan tidak sukai. Setiap kami bertemu, wajahnya selalu menunjukkan ekspresi lembut dan tersenyum. Mungkin baru kemarin aku melihatnya sesuram itu saat bersamanya. Dan jujur saja, itu membuatku takut.

"Aku bingung." keluhku saat kami kembali ke mobil.

"Apa yang membuat kamu bingung?" jawabnya sambil tersenyum sambil memasangkan sabuk pengamanku.

"Sebentar lagi kamu ulang tahun, tapi aku masih nggak tau kado yang tepat buat kamu."

Dia mengernyitkan dahi sejenak, "Iya kah? Aku sampai lupa." Lalu kembali tersenyum dan menjawab, "Dengan adanya kamu di hari ulang tahunku aja, aku sangat bersyukur."

Aku merinding.

"Aku serius. Kamu adalah kado terbaik sepanjang aku hidup. Jadi aku akan berusaha membuat kamu bahagia bersamaku, sebagai rasa syukur atas kado dari Tuhan." ujarnya.

Kali ini aku terdiam. Tidak mengelak atau pun mengejeknya. "aku tau kado apa yang tepat buat kamu." jawabku sumringah.

"Apa itu?"

"Lihat aja nanti, hehehe. Pulang yuk!" Aku terkekeh senang.


***

Hari yang aku tunggu akhirnya tiba. Aku tau dia akan datang jam 10 pagi nanti untuk menjemputku. Jadi aku sudah mempersiapkan semuanya sejak pagi buta. Mengundang kedua orang tua dan adik-adikku untuk datang dan turut merayakan ulang tahunnya.

Aku tersenyum sendiri, membayangkan akan sekaget dan semalu apa dia nanti saat bertemu keluargaku.

"Assalamu'alaikum." Si pemeran utama akhirnya muncul juga! Aku mengajak kedua orang tuaku dan adik-adikku untuk segera berada di posisinya masing-masing.

"Wa'alaikumussallam. Yuk, masuk." Ajakku.

Dia tersenyum dan memberikanku sebuket bunga. Aku sumringah melihat sebuket bunga lily dalam genggamannya. "Terima kasih!"

Aku menuntunnya menuju ruang tengah dan hendak meninggalkannya sebentar dengan alasan memanggil ayahku untuk berpamitan. Ia agak kikuk, lalu mengangguk. Aneh, tidak biasanya dia sekaget itu. Ah, mungkin dia belum sarapan, pikirku.

"Selamat ulang tahun kami ucapkan..." lantunan lagu yang aku dan keluargaku nyanyikan pecah. Ia menengok dan segera berdiri begitu mendengar suara orang tua dan adik-adiku ikut bernyanyi. Matanya berkaca.

"Selamat ulang tahun untukmu, sayang. Semoga kamu selalu diliputi bahagia dan orang-orang yang menyayangimu." ujarku sambil menodongkan sebuah kue ulang tahun.

Dia tersenyum lembut dengan mata berkaca. Menyalimi orang tuaku dan menyapa adik-adikku. Aku tidak tahu kalau mereka seakrab itu.

Aku memberikannya sepucuk surat dan sebuah kotak sebagai hadiahnya. "Buat kamu." ujarku.

"Terima kasih, kamu sudah mempersiapkan hal yang paling aku inginkan."

Aku tersenyum geli, lagi-lagi kalimat buaya itu.

"Aku juga punya kejutan untukmu." jawabnya. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, lalu berlutut. "Maukah kamu menghabiskan hari-hari bersamaku seumur hidupmu?" ujarnya.

Sekarang rumah ini riuh suara adik-adikku yang berteriak kaget. Apalagi aku. Kenapa di hari bahagianya, ia juga memberikanku kejutan yang tidak kuduga. Mataku langsung tertuju ke orang tuaku, meminta jawaban. Mereka mengangguk.

"Aku mau.." ujarku pelan.

Dia tersenyum bahagia. Lalu memasukkan cincin ke jari manisku. Lalu menyalami orang tua kami dan memeluk ayah.

Aku memandangi punggungnya. Bahkan di situasi seperti ini pun, kamu tetap memberikanku spot agar bisa bersanding bersamamu dalam hujanan perhatian ini.

0 komentar:

Posting Komentar