One of our pic |
Sabtu, 30 April 2022
Kamis, 28 April 2022
Kepada Dia yang Perasa
Hai.
Lelah juga ya setelah sejauh ini melangkah. Kakiku kebas, kamu gimana?
Boleh kita istirahat dulu sebentar? Duduk santai memandang matahari terbenam di tepi jalan. Tak ada obrolan pun tak apa. Bahkan definisi nyamanku bersamamu adalah saat kita tanpa bicara namun tetap merasa terkoneksi.
Aku merasa sudah terlalu jauh melangkah, meninggalkan orang-orang di sekitarku, sedangkan kau masih bisa bersama mereka. Itu membuatku berpikir, seberapa banyak yang aku singkirkan?
Hal yang aku inginkan memang kudapatkan, tapi apa ini sebanding dengan momen yang aku tinggalkan di belakang? Aku hanya membawa logika dan egoku, sepasang kawan lama yang kembali dipertemukan. Mereka terlihat senang sekali mengaturku, menjadi yang paling semangat saat aku sedang kesulitan.
Pernah beberapa kali aku mengajak berhenti untuk sekadar memandangi langit malam yang menenangkan, namun kau selalu bilang malam terlalu menakutkan untukku. Atau meminta berhenti untuk sekadar duduk di trotoar sambil menghabiskan jajanan yang kita beli di sana.
Aku hanya perlu istirahat dari sibuknya hariku, aku hanya perlu memandang sekitar, aku hanya perlu waktu untuk tidak melakukan apa-apa bersamamu.
Ternyata jalan yang kita lalui sudah tidak lagi satu arah. Aku dengan kesibukanku akan pekerjaan dan percintaan, dan kau yang merasa dilupakan lalu pergi mencari kebahagiaan.
Hingga saat ini pertanyaanku masih sama. Namun tidak akan aku ucapkan lagi, karena pada dasarnya kita sudah berbeda, tak ada suatu benang yang bisa menjahit sisinya. Jadi, aku memilih untuk merelakannya. Mungkin kita akan lebih indah jika memiliki polanya sendiri.
Sampai jumpa di persimpangan jalan, tempat aku dan kamu bertemu saat saling rindu. :)
Selasa, 26 April 2022
Tentang Merasa Cukup
Akhir-akhir aku ini sedang tidak merasa baik-baik saja. Padahal ini bulan kelahiranku, tapi rasanya seperti ada sesuatu yang kurang.
"Suarakan, bilang padanya jangan paksakan apa pun.
Suarakan, ingatkan aku makna cukup."
Rasanya semua emosiku hari itu reda karena sebuah lirik lagu. Ingatkan aku makna cukup. Satu kalimat yang meluluhkan api kemarahan atas tidak adanya ucapan ulang tahun dari beberapa orang terdekat. Padahal jika diingat kembali, ada lebih banyak orang yang mengingat dengan senang hati dan memberikan doa baik. Aku lupa pada mereka yang benar-benar peduli, saking fokusnya dengan orang yang bahkan sudah melepas jabatan tangan.
Yang aku sadari saat ini, perasaan cukup adalah sesuatu yang sangat mewah. Cukup atas nikmat, cukup atas kehadiran manusia, cukup atas rezeki, dan kecukupan lainnya.
Untuk itu, doa tahun ini adalah, "Menjadi bahagia, merasa cukup atas diri serta hal-hal di sekitar, dan dikelilingi orang baik yang mau menuntunku."
Selamat bulan kelahiranmu, diriku.
Selasa, 15 Juni 2021
It's.... relieve
hey, it's been a while.. after my business, denial to everything, keeping it by myself.
udah lama banget dari terakhir kali aku tulis sesuatu di blog ini, sejak terakhir kali membagikan perasaan. kalian apa kabar?
aku sedang menata kembali, kepingan-kepingan perasaan, kenangan, waktu yang kayak aku sia-siakan sebelumnya. rasanya aku terlalu banyak ketinggalan dan meninggalkan segala hal karena kesibukan atas diriku sendiri. terlalu banyak yang dikorbankan atas hal tersebut, keluarga, teman, momen, dan lainnya.
perasaan lega yang akhirnya aku temukan setelah bercerita dan didengarkan. perasaan masih harus banyak belajar setelah dimarahi dan ditolak mentah-mentah penjelasannya. perasaan ternyata tetap butuh seseorang, sejauh apa pun melangkah sendiri.
ternyata yang aku cari selama ini bukan sesuatu di depan sana, bukan pencapaian. aku cuma butuh duduk, memandang kehidupan, dan didengarkan. aku rindu bercerita tanpa harus merasa terbebani.
it's a gift to having an old friend.. it's blessing when you having time with them..
aku yang disibukkan dengan semua mimpi, target, dan tekanan atas diri sendiri ternyata butuh untuk ditahan. agar nggak meninggalkan perasaan dan hanya membawa ego, akibat ketakutan.
dan rasanya hari ini benar-benar lega.
sampai aku bisa menerima perasaan "gak semua harus sesuai keinginan, gak semua harus dipaksa sesuai."
karena enggak semua harus dikejar. nggak semua hal perlu dengan keharusan.
thank u for being someone who always be there.
Minggu, 16 Mei 2021
Untuk Seseorang Istimewa di Hari Istimewa
Senin, 12 April 2021
Satu Hari di Bulan April
Ada satu hari di bulan April, di mana aku hanya ingin bersembunyi.
Satu hari di mana aku tidak ingin bertemu siapa pun. Hanya ingin menyembunyikan keberadaanku dari orang lain. Sendirian.
Padahal sebelumnya, hari itulah yang selalu aku tunggu setiap tahun. Terjaga semalaman suntuk hanya untuk mengecek perhatian orang sekitar. Tersenyum saat diberi doa-doa baik.
Ada satu hari di bulan April, saat aku hanya ingin bersama diriku sendiri.
Menengok perjalananku sudah sejauh mana, melihat pencapaianku sudah sebanyak apa, bercerita bagaimana luka dan bahagia yang telah aku dapatkan membuatku terus berjalan.
Hari itu rasanya hanya ingin menangis seharian.
Membuka ketakutan dan lelah yang selama ini aku tinggalkan jauh di ujung jalan. Menjadi lemah untuk sebentar. Bersedih sekaligus menertawakan kehidupan.
Ada satu hari di bulan April, di mana aku hanya ingin bersembunyi.
Namun rasanya terlalu jahat, karena pada hari itu orang-orang sekitarku membawakan senyuman dan doa kebahagiaan.