Jumat, 09 Agustus 2024

Persamaan

Seperti Kayu yang mencintai Api, walaupun api tak mengetahui kesakitan Kayu sampai ia rela menjadi abu.

Seperti Langit yang mencintai Hujan, meskipun langit harus menangis terlebih dahulu saat datangnya hujan yang memberi kebahagiaan.

Seperti Ali yang mencintai Fathimah dengan sangat rahasia, sehingga Setan pun tak tahu perasaan Ali terhadap Fathimah.

Seperti aku yang mencintaimu tanpa diketahui teman-temanku, soalnya kalo mereka tau nanti aku dicie-ciein. Huh.


---



Continue reading Persamaan

Kamis, 08 Agustus 2024

Perihal Gue, Saya, dan Aku

 Dilihat dari tulisan yang aku buat di blog ini, awal-awal buat aku selalu membahasan diri dengan "gue" sebagai panggilan atas diri sendiri. Lalu lambat laun, berubah menjadi "aku" yang sempat bertahan beberapa lama. Dan di beberapa postingan berubah lagi menjadi "saya". Dan sekarang kembali menyebut diri sendiri dengan kata aku. Kata-kata yang paling aman dan nyaman sih setelah mencoba berbagai kata sebutan diri.

Alasan aku ganti-ganti penyebutan diri ini salah satunya karena membaca tulisan blogger lain yang terlihat enak dibaca dengan gaya mereka. Tapi pada akhirnya kembali ke "aku" karena panggilan diri sehari-hari seperti itu.

Awal menggunakan kata "gue" itu adalah SMP. Waktu pertama kali buat blog ini. Dan emang sering menyebut diri sendiri dengan kata gue saat berbicara dengan teman-teman sebaya. Tapi entah kenapa, penulisan gue di tulisanku terkesan sok asik dan nggak cocok dibaca. Akhirnya diganti dengan pengucapan aku.

Lumayan nyaman dengan panggilan aku terhadap diri sendiri. Lalu setelah baca tulisan orang lain, kata saya terlihat lebih dewasa dan tegas. Hingga memicuku untul menulis dengan kata saya juga sebagai panggilan diri. Awalnya enak banget bikin tulisan dengan sudut pandang menggunakan kata saya. Tapi kok kesannya nggak ramah ya di aku? Terlalu superior saat dibaca.

Akhirnya kembali dengan penulisan orang pertama sebagai aku. Dan lebih nyaman. Walaupun jadi terkesan feminin dan ramah. Kadang kali, aku juga merasa tulisanku terkedan manja dan centil. Hahaha. Efek sebutan orang pertama dalam sebuah tulisan itu emang besar banget ya. Padahal aku baca tulisan temanku yang bahasanya pakaƬ Lo-Gue atau Saya-Kamu biasa aja. Tapi pas aku yang pakai kok nggak cocok sih. Hahaha.

Sekali lagi, emang sehari-hari memgenalkan diri dengan kata "aku-kamu" sih ya. Dan emang nggak bisa panggil orang yang baru dikenal dengan gue-lo. Entah kenapa lupa caranya. Apalagi ke org yang lebih tua, mereka gue-elo, sedangkan aku tetap membahasan diri dengan aku-kakak/abang. Hahahaha.


Kalau kalian, lebih suka panggil diri dengan kata aku, saya atau gue nih?

Continue reading Perihal Gue, Saya, dan Aku

Rabu, 07 Agustus 2024

Hewan Kok diajak Ngobrol!

"Ngapain sih hewan diajak ngomong? Emangnya dia bakal paham apa maksudmu?"

"Setiap ketemu hewan dipanggil terus, emang dia bakal datang apa?"

"Ada-ada aja, hewan kok disayang banget."

Itulah kata-kata yang sering aku dengar dari orang sekitar, terutama kalau aku lagi kasih makan kucing aku. Kalian pernah nggak sih dibilang begitu sama orang sekitar? Terutama kalian yang pelihara hewan di rumah. Kalau iya, mari berkumpul, satukan barisan. Aku juga termasuk golongan kalian!

Setiap jalan ke manapun, kalau ketemu kucing pasti aku otomatis panggil atau nyamperin buat sekadar elus-elus kepalanya aja. Sampai dipanggil pengasuh kucing saking seringnya nyamperin kucing dulu kalau di jalan. Aku sih santai-santai aja. Soalnya mereka pasti nggak paham rasanya waktu kita tegur kucing di jalan dan dia nyamperin, kan. It's priceless!

Mungkin bagi yang belum pernah memelihara binatang, nggak bakal mengerti rasanya ngomong sama hewan peliharaannya. Kalian gitu nggak sih? Suka cerita juga sama hewan di rumah kalau lagi sendirian sama mereka? Bahkan kadang aku juga nggak sadar kalau aku lagi ngajak ngobrol kucingku. Karena ya, mereka bukan sekadar "peliharaan" aja di mataku, tapi juga temanku (walaupun kerjaannya minta makan mulu tapi aku sayang). Entah kenapa, aku yakin kalau mereka mengerti apa yang kita rasakan.

This is nCim!

Menurutku, kucing adalah makhluk dengan perasaan halus. Walau kadang menyebalkan juga. Berbicara dengan kucing adalah suatu terapi menghilangkan rasa marah (kalau alasan marahnya bukan karena si kucing ya).

Katanya, kucing juga bisa menyerap energi negatif manusia. Itulah alasan mereka bisa tidur dalam waktu yang lama. Untuk melepaskan energi negatif yang telah mereka serap dari manusia.

Katanya juga, kucing bisa merasakan manusia dengan energi positif, lho. Makanya kalau kita sedang duduk di luar, kadang ada kucing yang ikut nimbrung. Selain minta makanan, bisa jadi artinya energi kamu dan si kucing cocok!

Siapa yang suka ajak ngomong kucing kayak aku?
Call her, Lily!

Continue reading Hewan Kok diajak Ngobrol!

Selasa, 06 Agustus 2024

Menjauhi Ekspektasi

Sejujurnya aku nggak bakal melarangmu bertemu temen sampai larut malam. Tidak juga melarangmu main game sampai lupa waktu. Juga tidak marah waktu kamu lupa mengabariku berjam-jam karena kesibukanmu.

Kamu sudah dewasa dan tau batasan diri.

Mungkin dulu aku pernah kesal, tapi sekarang.. sudahlah. Aku nggak mau marah, aku cukup lelah.

Lelah karena diekspektasiku, kamu akan mengabari walaupun menghilang lagi.
Lelah karena saat aku memikirkan kesehatanmu, tapi kamu lebih memilih bertemu temanmu.

Aku tidak lagi berekpektasi apapun. Hanya berharap kamu bisa diberi yang terbaik. Tidak juga berpikiran negatif tentangmu. Sama sekali.


Namun aku butuh jaga diriku dari rasa kecewa.

Aku tau hubungan personal memiliki beragam macam emosi. Tapi tidak apa, aku harus membentengi diri.

Aku tidak mau terlalu banyak berharap, karena sejujurnya aku masih takut kecewa.
Aku tidak mau terlalu banyak memaksa, karena sejujurnya aku juga benci dipaksa.
Aku tidak mau terlalu banyak tuntutan, karena aku pun masih harus banyak berubah.

Aku akan menjauhi berekspektasi.
Continue reading Menjauhi Ekspektasi

Senin, 05 Agustus 2024

Hidup Setelah Menikah

 Halo!

Terhitung bulan ini, kira-kira hampir 2 tahun aku menjalani pernikahan. Cukup menarik, karena banyak hal baru yang aku rasakan, banyak emosi juga yang mulai terlihat.

Kata orang, satu tahun pernikahan itu penuh dengan drama. Karena bersatunya dua orang yang tidak saling mengenal dalam sebuah rumah. Mulai dari perbedaan cara tidur, mandi, makan, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Tumbuh dari atap yang berbeda dan meniti di atap yang sama memang unik sih.

Contoh kecilnya, mematikan lampu saat tidur, urutan mandi, urutan mencuci piring, dan yang penting adalah kebiasaan berbenah.

Aku adalah si telat tidur dan telat bangun, sedangkan suamiku adalah si awal tidur dan awal bangun. Aku si mudah kedinginan, dan suamiku si mudah keringatan.

Hidup setelah menikah nggak menyeramkan, seperti kata orang-orang. Tahun pertama pernikahan itu adalah masa orientasi, jadi siap-siap sering bertengkar, katanya. Banyak kebiasaan yang baru muncul setelah hidup bersama, dan inilah alasan pertengkaran dimulai.

Pertengkaran memang ada sih, tapi nggak semenyeramkan itu juga kok. Semua bisa diselesaikan dan dikompromikan dengan baik, selama ada makanan setelahnya.

Pepatah yang bilang, semua masalah bisa diselesaikan kalau perut kenyang itu benar, lho.

Continue reading Hidup Setelah Menikah

Sabtu, 29 Juni 2024

Jika Suatu Nanti

Jika suatu nanti, saat kita sudah tidak saling bercerita tentang lelahnya hari yang kita lalui. Saat bahagiamu bukan lagi ditujukan karenaku. Saat rindu kita tak lagi bisa berbalaskan temu.

Mungkin yang bisa diingat hanya marahku, tidak peduliku, dan diamku. Mungkin kamu akan mengingatku sebagai perempuan pemarah yang tidak mau berbagi keluh kesah. Sebagai dia yang banyak ngambeknya namun selalu berucap "tidak apa-apa."

Jika suatu nanti, saat kita sudah tidak bertegur sapa bahkan untuk melambai saja. Waktu di mana mengirim pesan hanya di hari raya.

Mungkin yang akan kamu ingat hanya tangis dan bertengkarnya kita. Apa-apa yang kita tidak sepakat. Segala kata hanya amarah saja.

Dan jika suatu nanti itu tiba, aku tidak akan menahan asa. Tidak akan ada ingin untuk berjumpa. Tidak akan menyesal akhirnya.

Jika suatu nanti itu tiba, semoga kamu selalu bahagia dan menjadi dewasa.

Continue reading Jika Suatu Nanti

Kamis, 27 Juni 2024

Kenapa sih Kok Marah-Marah Terus?

Kenapa sih marah-marah terus? Memangnya gak bisa ya dibicarakan baik-baik saja, kan kamu lihat sendiri kalau aku juga punya telinga.

Kenapa sih marah-marah terus? Kan bisa ngomong baik-baik juga.

Kan cuma karena aku nggak bantu pekerjaan kamu, padahal kamu juga tau kalau aku juga lelah.

Kan cuma karena aku lupa permintaanmu, padahal kamu juga tau kalau aku pelupa.

Kan cuma karena aku menunda tugas sebentar, padahal kamu juga tau kalau aku sedang sibuk dengan handphone-ku.

Kan cuma karena aku sedang bersantai, padahal kamu kan sedang sibuk dengan pekerjaan rumah.

Kan cuma karena aku nggak mendengar ceritamu, padahal kamu tau aku sedang sibuk dengan gameku.

Kan cuma karena aku sering keluar dengan temanku, padahal kamu tau aku cuma nongkrong aja.


Kenapa sih harus marah-marah terus? Kan bisa intonasinya diturunkan.

Kamu kan tahu aku orang seperti apa.

Kamu juga tahu kebiasaanku bagaimana,


Kenapa sih harus marah-marah terus, kan aku bukan melakukan kesalahan.



----

note: bukan pengalaman pribadi, melainkan cerita tik-tok tentang rumah tangga yang menyebalkan.

Continue reading Kenapa sih Kok Marah-Marah Terus?