Senin, 31 Desember 2018

Last December, Last Year

Hey 2018,

Thank your for the moment you share with me,
the chance,
the pain,
the stressed.

I passed and learned the thing you line.
Every struggle,
every tears,
every choice.

Thank you for always being there.
For listen to me,
to cheer me up,
to remember that i am worth and deserve better.

I wish I can be better and better more next year.
More stronger,
more wiser,
more.... everything.
And I hope you get better too next year!


Cheers!♥


Continue reading Last December, Last Year

Kontempelasi #1

Suatu hari, di suatu malam, dalam pikiran seseorang.

"Kau aneh. Membandingkan dirimu dengan orang yang kamu tau sendiri bahwa dia lebih banyak berbuat kebaikan dibandingkan kau. Pantaslah kalau dia dilimpahi kebaikan dan keberuntungan dalam langkahnya."

"Tapi bagaimana kau tahu bahwa dia lebih baik dariku dan aku lebih buruk darinya? Bahkan hal buruknya pun kau ketahui.? kataku menyela tanggapannya.

"Karena aku adalah AKAL SEHATMU. Bagaimana mungkin aku tidak tahu kellakuanmu selama ini? Dan dia, yang kau lihat selama ini hanya beberapa keburukannya saja. Lalu langsung menyimpulkan bahwa kau lebih baik darinya? Dia bahkan menyembunyikan kebaikannya lebih banyak daripada kau menyembunyikan keburukanmu."

"Tapi aku juga ingin dilimpahi kebaikan dan keberuntungan sepertinya juga. Aku mau hidupku diliputi keberuntungan. Rasanya melelahkan sekali, sampai ingin menangis semalaman." timpalku lagi.

"Kau yakin?"

"Sangat, sangat yakin." jawabku antusias seraya menganggukan kepala.

"Walau harus mengorbankan keberuntunganmu yang tersisa di dunia?"

"Apa keberuntunganku di dunia bisa habis?| tanyaku lagi, memastikan.

"Tentu saja! Dan juga bisa diisi ulang. Tapi jika kau tidak sempat mengisi ulang, keberuntunganmu akan berhenti di tempat terakhir kau melangkah."

"Lalu bagaimana cara agar aku bisa mendapatkannya selalu? Aku ingin keberuntungan yang tidak terbatas! Bahkan sampai  nanti di alam baka!"

"Ckckck. Ternyata kau orang yang serakah. Lakukan saja kebaikan setiap waktu. Dengan cara itulah kau mengisi ulang keberuntunganmu. Dan lagi, di alam baka? Pft! Itu tergantung seberapa banyak kau menyimpan dan menggunakan keberuntunganmu di dunia ini."

"Tapi kalau ternyata aku mati dalam keadaan belum mengumpulkan keberuntunganku, bagaimana?" tanyaku lagi dengan penuh rasa cemas.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak bertanya. Aku lelah memberimu jawaban. Untuk itu, sedari sekarangn sebaiknya kkau harus lebih banyak memberi kebaikan dan keberuntungan juga pada orang lain. Terutama lihat sekitarmu! "

"Tapi bagaimana jika keberuntunganku habis, jika kubagikan dengan orang lain?"

"Keberuntungan tidak akan habis kalau kau membaginya secara tulus kepada orang lain. Dasar bodoh! Bisakah kau melakukan saja semua saranku tadi? Kau pastui akan menemukan jawabannya di perjalananmu nanti. Sudahlah, aku butuh istirahat. Mataku lelah! Selamat tidur."

"Ah baiklah. Selamat tidur, semoga kebaikan selalu menyertaimu." aku mengakhiri percakapanmu malam itu.

"Ya. Semoga kau juga."


***
Continue reading Kontempelasi #1

Sabtu, 29 Desember 2018

,

Sewindu Menunggu

Assalamu'alaikum!

Beberapa hari lalu aku dengar lagunya Tulus - Sewindu diputar oleh salah satu tetanggaku. Tentu aja, aku langsung ikut nyanyi, siapa juga yang nggak bisa auto singing, kalau dengar lagunya. Kalian juga gak sih?

Look how cute kak Danish's smile in here!
Lagu ini bikin aku ingat sama salah satu momen di SMK, waktu naik angkot bareng teman-temanku. Kami nyanyi bareng-bareng di angkot waktu lagu ini diputar di radio yang dinyalakan abang angkot. Momen yang lucu, jadi setiap lagu ini muncul langsung ingat tim angkot dulu. Hahaha.

Tapi setelah beberapa tahun, aku baru sadar dengan liriknya. Maksudku- KENAPA LAMA BANGET DEKETIN CEWEK? SAMPAI NUNGGU DELAPAN TAHUN LOH! Aku cuma bingung aja, kenapa lama banget? :(

Terlepas dari interpretasi lirik yang aku tulis di bawah. Lagu ini merupakan salah satu favoritku sepanjang masa sih. Apalagi pemerannya adalah kak Danish! Aku suka banget sama aktris ini sejak lihat film "Dara". Cantiknya dia nih berkharisma di mataku, nggak yang lemah-lembut gitu. Unik! Apalagi Official videonya yang terlihat artistik dan enak dilihat, walaupun aku nggak paham maksudnya. Tolong ada yang bisa jelaskan?
How can you  can't love this actrees?
Kalian masih ingat nggak sih, liriknya? Nih aku tulis juga deh di sini. Sekaligus, ayo nyanyi bersama!
Sudah sewindu ku di dekatmu
Ada di setiap pagi, di sepanjang harimu
Tak mungkin bila engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang ku benam sejak lama
Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu
Iya kan? sewindu cuma dekat, cuma selalu ada. Delapan tahun loh, delapan tahun! Huhuhu. Apa selama itu aku dan kamu cuma di zona bernama Friendzone aja? Dan selama itu pula kamu cuma tunggu di depan pintu gerbang rumahmu? Dengan senyum, kamu menyapa. Lalu sangat yakin kalau dia tahu bahwa kau menyukainya.

Dari mana dia bisa tahu? Bagaimana dia tahu?

Kamu cuma menyapa dengan senyummu dan merasa selalu ada cukup untuk mempertahankan hubungan baikmu dengannya? Di titik ini pun kamu cukup puas dengan melihat dia membalas senyummu aja, kan? Selama 8 tahun?
Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Setelah ada laki-laki lain yang kau sadari dia tampan, dan berani menyatakan perasaannya. Kau malah menyalahkan wanitamu? Berkata bahwa dia melupakan semua usahamu, semua rayuanmu. Hey, kau hanya merayu dan menunggu. Menunggu apa? Bukankah terlalu lama?

Kau terlalu pasif agresif. Merasa mendekati, tapi bisa saja wanitamu itu merasa kau hanya tetangga atau teman yang benar-benar ramah dan baik hati. Kau hanya terlalu baik untuk menjelaskan sifatmu bahwa kau menyukainya.

Jikapun kau merasa dia tahu perasaanmu, apa yang kamu inginkan? Kenapa membuatnya menunggumu begitu lama? Mengapa membuatnya seakan kaulah yang dia butuhkan, bukan sebaliknya?

Setelah delapan tahun mendekati. Kau merasa terlalu takut untuk beranjak dari kenyamananmu selama ini. Melihat senyumnya, berbicara dengannya. menatap wajahnya. Kau takut jika saatnya kau menyatakan perasaanmu, dia malah menjauh dan kau kehilangan semuanya.

Lalu kau memilih untuk tidak melakukannya, dan menunggu lebih lama lagi. Menunggu momen yang tepat.

Tetapi akhirnya wanitamu pergi dengan pangeran pilihannya.
Jujur memang sakit di hati
Bila kini nyatanya kau memilih dia
Takkan lagi ku sebodoh ini
Larut di dalam angan-angan tanpa tujuan
Aku senang akhirnya kau sadar kebodohanmu. Kau sadar kalau selama ini hanya mengangan-angankan dia. Walaupun kau harus sakit hati ujungnya. Setidaknya, kau tahu. Bahwa mengutarakan perasaanmu dan ditolak lebih baik daripada menyaksikan wanitamu akhirnya bersama orang lain, tanpa tau perasaannya padamu. 

Pokoknya. Utarakan aja kalau kau benar-benar menyukainya. Semoga berhasil.

Cheers!
Continue reading Sewindu Menunggu

Rabu, 12 Desember 2018

Kalau Kamu Bukan Mayoritas, Masihkah?

Coba bayangkan jika  bukan hidup di negeri mayoritas. Bagaimanakah menyikapinya? Tetap teguhkah? Atau goyah?

Bagaimanakah jika nanti ak tahu arah kiblat? Jika kamu tidak tahu kapan waktu Shalat? kamu tidak tahu kapan waktu sahur dan berbukamu?

Kalau kamu tidak hidup berdampingan dengan banyak muslim lainnya, apa yakin tetap memegang teguh aturan? Berbuat baik tanpa memandang Tuhan?

Aku selalu bertanya, bagaimana jika aku nanti pindah ke daerah di mana aku menjadi minoritas di sana, apakah aku tetap sama atau malah terbawa arus? Jika aku terbawa arus, apakah aku yang kurang iman ataukah tidak adanya pegangan?

Di sini, di Jakarta. Aku selalu mendengar seruan Adzan. Lima waktu sepanjang hari. Jika nanti aku pergi ke suatu tempat di mana tidak ada panggilan Shalat, apakah aku akan kebingungan?

Di sini, aku selalu mendengar orang mengucap salam, Assalamu'alaikum. Kalau nanti aku tinggal di suatu tempat yang aku belum paham, apa aku juga akan mengucapkannya karena terbiasa?

Di sini, melihat orang berbalut kerudung adalah hal biasa dan memang sering aku lihat. Bagaimana jika nanti di tempatku tinggal, hanya ada segelintir orang yang cara berpakaiannya sama denganku, apakah aku akan malu dan menanggalkannya?

Aku bertanya-tanya, kalau aku tidak menjadi mayoritas, masihkah aku sama seperti sekarang? Goyahkah? Takutkah? Malukah?

Semoga jawabannya adalah aku tidak akan berubah, kecuali menjadi lebih baik lagi.
Continue reading Kalau Kamu Bukan Mayoritas, Masihkah?

Senin, 10 Desember 2018

Sunday, Funday

Assalamu'alaikum!


Hari senin identik banget dengan jalanan yang macet, dan bus-bus penuh terus. Dari mulai jalan protokol, sampai jalan-jalan alternatif Full kendaraan! (atau cuma di Jakarta aja ya?) Hari senin adalah hari yang paling sering disesali, kata-kata seperti "Yaah, besok senin.", "Senin males banget ya.", "Kenapa hari Minggu ke Senin itu cepet banget?" dll itu sudah gak asing banget di telinga kita pastinya. Entah itu diucapkan oleh diri sendiri, atau teman-teman di sekitar kalian, kan?

Sumber
Sebenarnya kenapa sih hari Senin identiknya dengan malas? Padahalkan Senin adalah awal hari, harusnya kita lebih semangat, kan? Di jalan-jalan protokol juga, kenapa sih hari Senin itu harus macet? Dan bus-bus seperti Transjakarta selalu penuh? #teamTJ

Apalagi Senin menurut anak sekolah yang emang hal yang paling nyebelin, karena harus berurusan dengan upacara. Harus datang pagi, bawa topi, berdiri selama kurang lebih 45 menit di lapangan, dan belum lagi kalau ada sidak kerapihan. Wah, Senin emang benar-benar menyebalkan!

Sumber
Senin adalah hari transisi dari hari libur. Jadi suasanya malasnya itu berasa banget. Semua orang mengeluh tentang hari Senin. Padahal nih, walaupun hari Senin ini diganti hari Selasa, tetap aja suasana malas-malasannya tetap berasa, karena kemarinnya adalah hari libur. Berarti bisa jadi yang salah adalah... masuk setelah libur pemikiran kita. Karena terlalu menyukai hari libur, rasanya malas menemui hari Senin.

Maka dari itu, yuk kita ubah rasa malas kita akan hari Senin, jadi Sunday, Funday! Coba kita ingat yang baik-baik aja tentang hari Senin. Jangan bilang gak ada baik-baiknya ya! Haha.
  1. Hari Senin adalah permulaan hari, mungkin selama libur kita gak ketemu teman-teman kantor atau sekolah. Nah dihari inilah kita kembali ketemu dengan mereka dan menceritakan hal-hal dari yang penting sampai gak penting sama mereka.
  2. Masuk kerja atau sekolah lagi, bisa ketemu dengan gebetan yang wajahnya adem kayak ubin masjid. Atau sekadar curi-curi pandang aja.
  3. Hari Senin adalah hari dimulainya aktifitas, kita bisa nemuin hal-hal seru dan bergerak lagi. Secara kan ya, selama liburan gravitasi kasur kuat banget rasanya.
  4. Kalau hari Senin kalian dibuat malas-malasan atau badmood, bisa jadi seluruh hari dalam satu minggu akan jelek loh! Karena hari Seninlah yang mengawali perasaan kita di hari-hari setelahnya.
Kalian tipe orang yang semangat Senin atau butuh banyak hari Minggu lain sih?
Continue reading Sunday, Funday

Sabtu, 08 Desember 2018

Perkenalkan, Musisi Favoritku yang Lain!

Assalamu'alaikum, Hallo!

Kali ini aku mau ngasih salah satu rekomendasi penyanyi Indie-folk dari Indonesia, tepatnya dari Bandung. Musisi, penulis buku, komposer, youtuber,anggota pecandu buku. Mungkin dengar kata pecandu buku sudah tau siapa yang aku maksud. Yup Fiersa Besari, atau yang lebih akrab dipanggil Bung Fiersa.



Sebenarnya, sebelum mengenalnya sebagai musisi aku lebih dulu sering membaca quotes-nya berseliweran di status sosial media teman-temanku. Aku kira dia adalah seorang penulis saja, yang bukunya banyak dikutip untuk dijadikan caption pada foto-foto mesra dengan pasangan. Ternyata tidak. Setelah menemukan instagram-nya, aku baru tahu kalau dia juga seorang musisi. Setelah itu, langsung berburu ke youtube untuk mencari tau tentang lagu-lagunya.

Musisi berdarah Bandung ini emang punya suara yang khas banget. Kalau ada lagunya di radio pasti aku langsung tau kalau itu lagu miliknya. Kesan suaranya mellow-sedih-romantis gitu. Cocok banget dinikmati saat hujan, ditemani secangkir cokelat hangat, dan novel. Kalian paham gak maksudku? u,u


Lagu-lagunya emang TOP banget pokoknya! Pertama kali dengar lagu "Juara Kedua"-nya aja langsung jatuh cinta pada irama petikan gitarnya, setelah mendengar lagunya aku langsung ketagihan. Ini beneran loh! Kalimat-kalimatnya itu dibuat dengan sangat apik, dan cantik. Yang memang, aku selalu suka dengan puisi dan kalimat indah lain (makanya mudah banget dibaperin, hahaha).

Rata-rata musiknya diiringi oleh gitar akustik, siapa yang tidak jatuh cinta? Apa, kalian masih belum jatuh cinta? Baik, akan aku kasih satu video lainnya! Lagu yang ini sempat kontroversi sedikit sih. Sampai masuk Lambe Turah (aku tau dari instastory yang bersangkutan) karena mirip dengan lagu terbarunya Devano Danendra - Ini Aku. Tapi  berdasarkan instastory bung Fiersa, masalah ini sudah selesai kok.


Jangan tanya kenapa musisi ini nggak buat video klip untuk lagunya. Karena awalnya, musik dan lagu ciptaanya dibagikan ke teman-temannya, dari tangan ke tangan. Hingga akhirnya jadi seterkenal ini. Kenapa aku tahu? Karena waktu itu pernah dengar wawancara bung dengan salah satu acara TV atau youtube ya, aku lupa.

Oh iya, bahkan sebelum dikenal sebagai musisi Indonesia, bung Fie ini lebih dikenal sebagai pendaki gunung loh. Bahkan sebelum demam gunung beken di Indonesia, dia sudah mendaki, bukan sekadar keren-kerenan aja loh! Coba buka kanal youtubenya di Fiersa Besari. Banyak cerita darinya tentang gunung indah di Indonesia. Bikin pengin ikutan mendaki juga. Ada juga tentang perjalanannya bersama Kerabat Kerja mengelilingi Indonesia. Coba lihat, seru deh!

Image result for buku fiersa besari
Karya-karyanya bisa dicari di toko buku online atau offline!
Source

Ah iya, selain itu. Musisi ini juga dikenal dari karya bukunya. Sejauh ini ada 5 buku yang sudah terbit, dan buku terbarunya berjudul 11.11. Tapi aku baru punya dua dari 5 itu, yaitu Konspirasi alam semesta dan Garis Waktu. Ngomong-ngomong kalau ada yang ingin menghadiahi buku, aku sangat menerima loh! (aku sedang kode!)

Image result for buku fiersa besari 11.11
Ini buku terbarunya!
Source
Sudah, ah. Segitu dulu ceritaku tentang salah satu musisi favoritku. Coba kalian dengarkan di video yang sudah aku lampirkan di tulisan ini, setelah itu coba kasih tau aku pendapat kalian tentang lagunya. Atau malah kalian adalah salah satu penggemarnya juga? Coba kasih tau aku, lebih suka lagu dengan judul apa?


Cheers! ^^
Continue reading Perkenalkan, Musisi Favoritku yang Lain!

Pergi dan Kabar

Aku yang tak peka dan menganggap semua biasa saja. Sedangkan kau selalu menerka-nerka, berusaha baik-baik saja padahal hatimu hancur berantakan. Inginnya aku marah, kenapa kau tak membicarakan? Tapi jawabanmu bilang, aku tak pernah mendengarkan.

Kamu yang perasa dan berusaha selalu ada. Sedangkan aku adalah debu-debu di jalan, yang tidak peduli keadaan hanya selalu menyakiti pandangan. Kulihat kau selalu di sana, tersenyum kepadaku dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Tapi mulutku selalu berkata semua tidak akan kembali seperti semula.

Image result for danbo leave
Source
Karena aku yang tidak pernah berusaha mengerti. Bagaimana cara mengabari, cara berbagi sisi, dan cara lain yang masih harus aku pelajari.

Tapi kamu yang sudah terlanjur pergi. Menyisakan pertanyaan yang aku harus cari jawabannya sendiri, jawaban yang tidak aku mengerti.

Pada akhirnya, aku yang tidak pernah sadar hingga akhirnya kau pergi tanpa berkabar.
Continue reading Pergi dan Kabar