Kamis, 24 Januari 2019

Masa yang Tak Bisa Dilepas

Ada kalanya ingin berhenti lalu mengeluh;
Aku lelah, bisakah cukup sampai di sini saja?

Juga di mana langitku dipenuhi awan abu-abu dan suara menggelegar;
Tapi hujan tak juga turun, udara tak juga dingin.

Hari-hari saat tubuhku demam tinggi dan menggigil ketakutan;
Otakku terus berteriak tetap bertahan, sedangkan hatiku enggan untuk melepas.

Aku tuli.
Telingaku hampa dari suara-suara penyemangat.

Aku buta.
Mataku silau ditutupi kemunafikan.

Aku lemah.
Tanpa tenaga. Tanpa harapan.

Satu-satunya yang keluar dari mulutku hanya dengungan. Tapi diacuhkan.
Padahal saat itu, aku sedang memohon.

Mengemis pertolongan.
Continue reading Masa yang Tak Bisa Dilepas

Senin, 14 Januari 2019

Sini Kuberitahu Sebentar

Suatu waktu, aku pernah mengalami pikiran negatif. Seluruh pikiranku hanya diisi oleh kecemasan dan ketakutan.

Jantungku berdebar. Nafasku terengah-engah. Aku ketakutan. Seperti kehabisan waktu.

Tapi apa yang aku takutkan?


Aku takut akan kehidupan setelah kematianku dan orang-orang terdekatku. Bagaimana interaksiku dengan mereka saat aku tiada nanti?

Bagaimana hal-hal yang kutinggalkan saat aku tiada?

Bagaimana aku melanjutkan hidupku nanti?

Apa aku masih bisa melihat mereka lagi?

Apa aku bisa menemukan teman?

Berapa lama aku harus menunggu?

Dan pertanyaan lain yang tidak aku ingat. Terngiang-ngiang di pikiran. Selalu berkelibat saat aku tiba-tiba ingat.

Lalu bagaimana aku menghalaunya?

Tidak tahu. Aku tidak tahu cara pastinya. Tapi aku ebih sering ber-Istighfar saat kecemasan tentang itu muncul.

Bershalawat, dan berusahan memejamkan mata. Tidur. Aku tidak mau terjaga.

Aku juga berusaha mengerti tentang hidup sesudah mati. Lebih banyak membaca, dan membaca. Bertanya dan berdiskusi.

Tidak ada yang paham dirimu selain kamu sendiri.

Kamu juga yang paling tahu dan harus berusaha mencari tahu bagaimana caranya agar berhenti.


Continue reading Sini Kuberitahu Sebentar

Sabtu, 12 Januari 2019

Can't Help Falling in Love

Wise men say only fools rush in
But I can't help falling in love with you
"Ayah tidak suka diburu-buru, membuat tertekan dan tidak bisa konsentrasi." kata Ayah saat aku memintanya untuk mengebut. Lagipula ini kan salahnya juga, kenapa senang sekali berlama-lama di kamar mandi saat ingin mengantarku ke kampus. Jadi aku harus menunggunya selama 10 menit dengan tidak sabar. Kau tahu sendiri, telat satu menit saja jalan Jakarta sudah penuh dengan kendaraan pribadi, apalagi 10 menit!

Sebenarnya aku juga bukan orang yang suka buru-buru. Dalam setiap janji minimal aku harus datang lima atau sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan. Aku tidak suka datang dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah karena berlari berburu waktu. Tapi berbeda dengan hari itu, karena kejadian menunggu ayahku selama 10 menit di toilet. Aku diharuskan berlari menuju kelas. Jangan bertanya kenapa aku tidak berangkat sendiri saja, ayahku tidak mengijinkan anak perempuannya ini berangkat kampus sendirian saat beliau libur di rumah.

Jam delapan lewat satu menit, aku datang hampir bertepatan dengan dosen pengajar. Dengan kerudung dan pakaian acak-acakan karena berlari. Tapi di depan pintu, aku dan satu orang laki-laki yang sepertinya sekelas denganku diminta untuk keluar ruangan karena datang tidak tepat waktu. Padahal kami dan dosen itu sama-sama telat, tapi malah kami berdua yang tidak diijinkan masuk, huh!

Setelah menggerutu di depan kelas, aku dan Tsabit, laki-laki yang telat masuk kelas juga tadi, memutuskan untuk ke kantin. Aku memesan segelas cokelat hangat untuk mengembalikan suasana hatiku, sedangkan dia memesan teh manis hangat. Pilihan yang cukup unik. Karena kebanyakan lelaki di sekitarku lebih menyukai kopi hitam pekat yang pahit, sedangkan dia menyukai teh manis.

Kesan pertama yang aku dapatkan darinya, si gila teknologi. Gila dalam arti seperti pecinta. Dari cerita yang aku dapatkan saat bertanya apa yang ia kerjakan untuk tugas akhirnya, dengan semangat langsung memberitahuku tentang program yang ia buat. Padahal sejak tadi, dia hanya menjawab ya, tidak, dan tidak tau saja saat aku bertanya.
Shall I stay?
Would it be a sinI
f I can't help falling in love with you?
Tapi senang rasanya melihat ia menceritakan hal yang sangat ia sukai. Matanya berbinar, senyum tak pernah tenggelam dari wajahnya. Aku selalu suka melihat orang lain bercerita tentang hal-hal favoritnya, dan secara tidak sadar, itulah awal di mana aku jatuh cinta padanya.

Sejak kejadian telat hari itu, kami jadi lumayan sering bertemu. Entah sekadar mengobrol di kantin, atau saling bercerita. Rasanya menyenangkan bercerita dengannya. Selain cerdas, respon yang ia berikan selalu positif dan sesuai dengan apa yang aku butuhkan.
Like a river flows surely to the sea
Darling so it goes
Some things are meant to be
Aku merasa cocok dengannya dalam berbagai hal. Dia yang menyukai teknologi, sedangkan aku sangat jatuh cinta pada mesin-mesin antik. Jadi tidak jarang kami datang ke pameran teknologi dan museum untuk menemukan teknologi-teknologi antik jaman dulu. Kami juga sangat terobsesi dengan musim semi dan gugur di Eropa, daun berguguran dan berubah warna, bunga-bunga bermekaran, warna-warni pakaian.
Take my hand, take my whole life too
For I can't help falling in love with you
Dua tahun berlalu sejak pertama kali kami bertemu, setelah melewati masa-masa sulit dalam hubungan ini. Masa perjuangannya dieksekusi habis-habisan oleh dosen pembimbingnya, yang membuatnya benar-benar jatuh. Kegagalanku mendapat beasiswa di salah satu negeri musim semi. Salah paham kami. Kegagalan dan jatuh bangun projek start up kami.

Akhirnya. Dia. Melamarku.

Dan tentu saja jawabanku, "Ya!" Tak ada ragu untuk menerimanya. Hanya ada tangis bahagia. Tanpa kesan romantis seperti cerita fiksi yang aku baca. Dia melamarku saat kami merayakan anniversary dua tahun di sebuah restoran Jepang. Hanya kami berdua bersama sushi dan ramen yang perlahan dingin karena aku terlalu lama menangis. Katanya, sebelum melamarku dia dan orang tuanya telah datang ke rumah ayah dan ibuku sebulan lalu. Katanya juga, bahwa ia telah menghubungi salah satu teman dekatku juga.
Take my hand, take my whole life too
For I can't help falling in love with you
Jika saja waktu itu Ayahku setuju untuk mengebut, pasti aku tidak akan telat datang bersamanya. Jika saja waktu itu dosen kami mengijinkan masuk, pasti sampai saat ini kami saling tidak kenal.

Terima kasih telah membuatku jatuh cinta dan dibolehkan mengenalmu lebih jauh. Terima kasih telah selalu ada dan terus-terusan mencintaiku. Aku yakin tidak akan lelah bertumbuh dan menua bersamamu.
For I can't help falling in love with you




***



Terinspirasi dari lagu Can't Help Fallin' Love by Twenty One Pilot (Elvis Cover)


Continue reading Can't Help Falling in Love

Kamis, 10 Januari 2019

Interview di PT Wiratama Kreasi Komputindo (WKK)

Assalamu'alaikum! Hallo!

Beberapa waktu lalu, aku sempat dapat undangan wawancara melalui email dari PT. WKK. Aku sempat bingung, karena nggak merasa melamar ke perusahaan itu, kenapa tiba-tiba ada undangan wawancara. Eh setelah aku baca dan cek salah satu portal job online, ternyata aku melamar ke PT. Wiratama Kreasi Komputindo, yang lebih dikenal dengan PT. WKK.

sengaja aku sensor
karena email itu rahasia :p
Hayo, sebelum ketemu blog ini kalian pasti baca thread di Kaskus yang isinya kurang mengenakan di perusahaan tersebut kan? Jangan suudzhon dulu! Perusahaan itu benar ada dan nggak dipungut biaya apapun waktu interview kok. Kalian bisa baca website perusahaan di www.wkk.co.id untuk tahu lebih jelas tentang perusahaan ini.

Awalnya aku juga sempat ragu mau ke sana, ya karena baca review di kaskus itu. Selain itu, setelah aku cek melalui aplikasi Trafi, ternyata jaraknya jauh banget dari rumahku. Kurang lebih dua jam perjalanan memakai Transjakarta. Tapi karena baca review itu juga, aku malah penasaran. Masa bohong sih?

Akhirnya aku balas emailnya menyatakan kalau aku akan datang untuk wawancara. Aku nggak tahu sih harus balas atau nggak, tapi akhirnya aku balas dan berterima kasih.

Pada tanggal yang ditentukan, aku berangkat dari rumah pukul 7.35 naik transjakarta menuju Monas lalu transit ke Kota (koridor 1), lalu transit lagi menggunakan koridor 12, turun di halte Kemayoran Landas Pacu. Dari halte itu, aku naik Gojek ke Tower Fontana, kira-kira hanya sekitar 5 menit kalau naik Gojek. Sampai di sana pukul 9.45 dan sudah lumayan banyak yang datang.

Bisa dibilang kantor mereka terletak di apartemen. Karena di apit oleh apartemen juga. Oiya, jangan lupa bawa KTP asli! Di sana harus tukar identitas dengan ID Card soalnya. Kurang lebih lima belas menit menunggu, kami dijemput oleh salah satu staff PT. WKK dan diminta untuk mengisi absen. Berdasarkan absen pelamar hari itu, kami dibagi dua sesi dan aku masuk sesi kedua. Yaudah, aku duduk-duduk cantik dulu di lobby Towernya sambil ngobrol dengan pelamar lain.

Beberapa menit kemudia kami diminta ikut ke lantai 23. Ternyata karena ruangan yang cukup untuk pelamar, kami diminta bergabung juga. Setelah pengenalan perusahaan, kami diminta mengumpulkan CV, surat lamaran dan data pribadi pelamar (lampiran melalui email).

Setelah pengumpulan CV itulah tes kami dimulai. Tahap pertama, diminta menghitung intensif penjualan. Aku nggak tahu cara menghitungnya, jadi aku isi semampunya aku aja deh :( Lalu tes kepribadian (disc psikotes), jangan lupa isi sesuai diri kamu ya!

Lalu tahap dua, tes mengetik cepat. Tes ini penting banget kata mereka buat mengukur seberapa cekatan kita dalam mengetik dokumen. Lumayan, hasilku baik. Bukan karena latihan, tapi berkat nulis blog XD

Setelah dua tes tersebut, kami dipersilakan istirahat dahulu selama satu jam. Aku memilih untuk turun ke lobby lagi dan cari kantin. Tapi nggak ketemu :( Aku nggak tau kantinnya di mana :( Akhirnya aku sama pelamar lain duduk di lobby luar sambil ngobrol. Untungnya aku bawa air minum, jadi nggak haus deh :'D

Jam 1 siang, kami balik ke ruang tadi. Lalu masuk ke tes terakhir, yaitu wawancara. Aku kebagian diwawancarai oleh staf laki-laki dan urutan (hampir) terakhir. Jadi deg-degannya berasa banget, euy! Soalnya keburu dengar cerita pelamar lain. Hahaha.

Apa aja materi yang diwawancara? Pokoknya tentang diri kamu dan kenapa mau masuk perusahaan itu deh. Aku nggak mau kasih detil banget, rahasia perusahaan loh! :p Dan jawabannya akan diinfo maksimal satu bulan dari interview. Lumayan lama ya, gumamku di sana waktu itu.

Ah iya, di wawancara ini aku jadi sadar kalau aku belum ada persiapan sama sekali. Karena sudah lama banget aku nggak wawancara, jadi agak terbata. (Pelajaran selanjutnya, akhirnya sekarang aku persiapkan lebih matang lagi untuk wawancara langsung begini).

Setelah wawancara, pelamar dibolehkan untuk langsung pulang. Waktu ke luar gedung, ternyata cuacanya mendung banget. Aku buru-buru pesan gojek dan pamit pada teman yang aku kenal di sana. Sampai halte TJ, gerimis mulai turun. Alhamdulillah nggak kehujanan :D

Ah iya, transjakarta di sini lumayan sedikit armadanya. Aku menunggu cukup lama, kurang lebih setengah jam dan baru Transjakarta yang lewat menuju Kota dan penuh banget! Tapi untungnya, dari Kota sampai rumahku, aku naik TJ yang sepi jadi bisa meluruskan kaki. Hehehe.

Gitu deh ceritaku wawancara di PT. WKK. Kalau kalian menemukan tulisan ini, aku yakin kalian dapat undangan wawancara dan sedang galau mau datang atau nggak. Datang aja! Perusahaannya bukan penipuan kok, dan nggak diminta bayaran apapun!

Semoga lancar wawancaranya! Cheers!♥
Continue reading Interview di PT Wiratama Kreasi Komputindo (WKK)

Pada Awalnya

Pada awalnya,
kita adalah manusia yang terlahir dari seorang wanita.
Yang dengan rasa cinta, rela mempertaruhkan nyawa

Pada awalnya,
semua adalah manusia yang diliputi ketidaktahuan.
Lalu diberkahi pikiran, dan juga rasa sayang

Pada awalnya,
manusia saling membutuhkan.
Meminta bantuan, atau pun yang mengulurkan tangan

Pada awalnya,
semua orang memiliki masa kebodohan.
Setidaknya sekali, pasti pernah menyesal

Pada awalnya,
semuanya sama.

Memiliki ketakutan akan masa depan.
Juga,

Keinginan bertahan.

Pada awalnya,
semua diajarkan kasih sayang.

Pemahaman setelah berjalanlah
yang membuat berbeda melakukan.



***
Continue reading Pada Awalnya

Sabtu, 05 Januari 2019

Tahun Baru, Semoga Bahagia!

Assalamu'alaikum semua!

Selamat tahun baru 2019 yaa! Maafkan diriku yang telah lima hari merayakannya. Rasanya sejak awal tahun aku nggak sempat buka blog karena sibuk sendiri.

Sibuk apa?

Sibuk revisi curriculum vitae dan surat lamaranku. Terhitung November tahun lalu, terhitung hari terakhirku di kantor lama. Nggak terasa banget aku sudah dua tahun bekerja di sana. Keluar dari sana rasanya berat dan sedih, karena teman-teman kantor yang udah aku anggap keluarga sendiri. Dan juga aku adalah anggota termuda di mereka, jadi aku selalu merasa punya banyak kakak. Hahaha.

Iya, aku termasuk dari mereka yang kerja dulu baru kuliah. Semoga tahun ini aku bisa masuk kuliah! Kalian juga, yang mau kuliah atau kerja semoga bisa segera tercapai yaa!

Aku mau cerita juga deh selama di sana. Buat menajamkan ingatan kalau suatu saat nanti aku lupa :(

Jadi lulus sekolah aku sempat magang di Sucofindo, Jakarta Selatan bagian data entry selama sebulan. Selesai dari sana. Ada jeda sekitar 2 bulan sebelum masuk kantor yang kemarin (yang selanjutnya aku bilang kantor Vision ya). Selama sebulan itu, aku uring-uringan di rumah. Galau dan tertekan karena ngeliat teman-teman lain sudah dapat kegiatan sedangkan aku masih aja di rumah. Kegalauanku aku tuangkan aja di blog. Makanya di bulan Agustus 2016, tulisan di blog-ku isinya sedih-sedih :(

Akhirnya bulan September aku dapat info dari teman bahwa temannya butuh orang buat mengganti karyawannya yang resign. Tapi waktu itu mereka bilang butuh admin. Dengan semangat aku mengajukan diri dong! Terus hari Rabu, aku diminta langsung interview oleh bu Eka, istri dari atasanku nanti.

Lalu kalian tau apa yang beliau bilang?

Ternyata dia butuh sekretaris grup/personal assistan!

Aku bingung waktu itu. Soalnya aku baru lulus sekolah, dan walaupun jurusanku Administrasi Perkantoran tapi nggak punya pengalaman. Sampai akhirnya aku terima, karena aku penasaran dan merasa, aku bisa kok!

Akhirnya tanggal 23 September aku mulai bekerja di sana. Selama seminggu pertama, aku ditraining dan diperkenalkan oleh karyawan sebelumnya, mbak Ambar. Setelah satu minggu ditemani, tugasnya selesai dan pamit dengan orang kantor. Suasanya haru banget, karena mbak Ambar sudah bekerja di sana kurang lebih 5 tahun.

Hari-hari selanjutnya selama sebulan pertama adalah hari drama, dan penuh perjuangan di sana, buatku. Ternyata tugasku lumayan banyak dan aku keteteran. Panik. Tapi untungnya orang loket baik banget, mau nunggu selama 30 menit buat selesaikan tugasku. Huhu, makasih banget, bang Ino. Aku nggak bakal lupa!


Setelah menyesuaikan diri selama dua bulan, aku mulai paham alur kerjanya gimana. Terus nggak berasa, setahun berlalu~

Intinya aku di sana sebagai sekretaris grup sebuah kantor agensi asuransi. Tanggung jawabku atas 6 senior Business Partner beserta tim dalam membantu mereka dalam pengajuan asuransi nasabah dan calon agen yang ingin bergabung. Aku juga jadi penghubung antara agen dengan kantor agensi dan kantor pusat.

Sejak kerja di sana, aku jadi lumayan banyak tahu tentang asuransi. Yang selama ini benar-benar buta asuransi. Cuma tahu askes sama jamsostek aja. Haha

Gitu deh kira-kira ceritanya. Aku mau cerita begini buat mengenang dan mengingat.

Terima kasih buat teman-teman dan kakak-kakak di sana yang banyak banget bantu aku buat belajar dana paham. Aku nggak mau dan nggak bakal lupa dengan kalian!


Cheers!♥

Continue reading Tahun Baru, Semoga Bahagia!