Kamis, 25 Oktober 2018

Dariku yang Pecundang

Terima kasih tetap memperbarui statusmu di media sosial,
Terima kasih juga telah menunjukan bahwa kau baik-baik saja kepada semua orang.

Untukku yang sepecundang ini,
Dengan melihat pembaruan media sosialmu saja,
rasanya seluruh kecemasanku lepas. Luruh saat itu juga.

Related imageKau tahu,
Sebenarnya rasa penasaran dan keinginanku menyapamu terlalu besar untu dibendung.
Tapi setiap kali mengetik balasan, rasanya
percaya diriku runtuh.
Ketakutan dan rasa gengsi yang kubayangkan sendiri membuat penasaran itu kuurungkan.
Sebelum kuputuskan mengirim balasan, perasaan itu mengomandoku untuk membuang jauh rasa penasaran.
"Cukup! Kau cukup melihatnya saja. Tak perlu mengganggunya seperti dulu."
Dan aku mengamini

Semoga kamu selalu baik-baik saja,
Maafkan aku yang ternyata sepecundang ini,
bahka saat aku benar-benar tertarik padamu,
Continue reading Dariku yang Pecundang

Sabtu, 13 Oktober 2018

Break My Heart Again

Assalamu'alaikum!

Pasti kalian punya lagu patah hati yang selalu kalian putar kalau lagi galau. Apa? Kalian lagi nggak patah hati? Yaudah, temani aku aja sini. Aku mau cerita salah satu lagu patah hati yang, rasanya kalau dengar ini pengin nangis aja.


Image result for broken heartJudul lagunya, Break my heart again. Lagu ini yang lagi sering banget aku putar kalau aku lagi galau. Dulu sih. Waktu lagi ada satu orang yang lagi benar-benar membuatku tertarik dengan dia dan ceritanya. Kalau lagi penasaran sama orang, aku kuat buat terus-terusan balas chat, mencari tahu tentang orang tersebut dan cerita menariknya. 

Jadi mau cerita sedikit, ah tentang orang ini. Bukan karena dia spesial sih, tapi karena aku merasa dia yang bikin aku tau lagu ini secara nggak langsung. Alasanku tertarik sama dia, karena emang sebenarnya sempat suka sih. hahaha. Pas dihubungin, jadi penasaran dan beneran tertarik. Sama kayak laki-laki lainnya, ini orang tipe yang kalau balas pesan singkat, jadi aku kan penasaran~

Singkat cerita, dalam beberapa waktu, dia ini lama banget kalau balas pesan. Dan sebagai abg labil saat itu, aku galau. Nggak biasa buat bom chat orang, jadi ya dipendam sendiri. Padahal kangen chat-nya. Hahaha. Dari kegalauan inilah aku cari-cari lagu patah hati yang sedih, dan menemukan musik ini di sebuah akun musik Indie luar negeri.

Sampai sekarang, lagu ini masih betah untuk didengarkan.Walaupun rasa tertarikku sudah hilang dengan orang itu. Namanya juga remaja atuh, masih suka-sukaan sama orang. Hahaha. Kalau ditanya apa yang bikin rasa tertarikku berkurang? Karena aku baru sadar, kalau dia menghubungiku kalau sedang dibutuhkan aja. Bukan berarti aku nggak mau membantu. Tapi kalau aku yang butuh, dia nggak menanggapi dengan serius. Dari situlah, aku berhenti dengan rasa tertarik dengan dia. Tapi terima kasih, berkat kamu, aku jadi sempat galau dan tahu lagu ini. Hahaha. 

Pertama kali dengar lagu ini, seperti kebanyakan lagu dengan bahasa Inggris lainnya, aku nggak ngerti. Tapi setelah beberapa kali dengar, sedih banget sih. Mau ikut nangis boleh gak? :( Sekalian aku tulis liriknya biar kalian juga bisa merasakan juga. Selamat mendengarkan!
Hey, you! I'm just now leaving
Can I come around later on this evening?
Or do you need time? Yes, of course, that's fine 
Hey, you! Good morning
I'm sure you're busy now, why else would you ignore me?
Or do you need space?
You can't help it if your mind has changed 
So go ahead and break my heart again
Leave me wonderin' why the hell I ever let you in
Are you the definition of insanity?
Or am I? Oh, it must be nice
To love someone who lets you break them twice 
You're so blue
Are you still breathing?
Won't you tell me if you found that deeper meaning
Do you think I've gone blind?
I know it's not the truth when you say, "I'm fine" 
So go ahead and break my heart again
Leave me wonderin' why the hell I ever let you in
Are you the definition of insanity?
Or am I? Oh, it must be nice
To love someone who lets you break them twice
Don't pretend that I'm the instigator
You were the one, but you were born to say goodbye
Kissed me, half a decade later
That same perfume, those same sad eyes
So go ahead and break my heart again
Leave me wonderin' why the hell I ever let you in
Are you the definition of insanity?
Or am I? Oh, it must be nice
To love someone who lets you break them twice
Continue reading Break My Heart Again

Bandung!!!

Assalamu'alaikum!
Ini lucu banget asli, gerbong ditumpuk begini!


Di postingan ini aku cumaa mau upload foto-fotoku di Bandung aja. Buat ingatan kalau trip pertamaku bareng teman adalah ke Bandung! Kemudian langsung jatuh cinta. Udaranya dan orang-orangnya. Sopan dan ramah banget. Seneng kalau main ke suatu tempat dan ketemu dengan orang yang baik. Terima kasih jamuannya, Bandung. Aku pasti kembali!



Hijaunya pemandangan~

Buatku yang selalu ketemu gedung, lihat sawah begini bikin seneng!

 

Hallo, bukit!

Ketemu peri kecil!

Aduh cakep banget The Lodge ini.
Rawon di De' Ranch enak banget serius!


Bersih-bersih, mari bersih-bersih.
Agree!


Susu melon, kayak milkita.

Oh, hai mini friend!

 

Mau naik perahu, tapi aku takut naiknya.

Mushala di tengah danau. Seru banget shalat di sini.
Goyang-goyang pas bergerak, dan harus lompat dulu buat naiknya.

 

Akhirnyaaaa, cappucino!

Ini hotel tempatku menginap. Lucu banget depannya.

Moritz Hotel namanya. Murah banget cuma 100-ribuan.

Hijau dan hijau lagi, Bandung!

Santai-santai di taman apa ya ini namanya.. Lupa :(

Mau ikut nyebur tapi mau pulang :(

Di atas jembatan, keretanya menungguku.
Ini aja jepretanku selama di Bandung. Cuma dua hari satu malam aku di sana. Full jalan terus, cuma istirahat malam aja. Dan nggak sempat foto Masjid Raya-nya, soalnya waktu sampai sana hujan dan gelap. Huhuhu. Padahal Masjid Raya Bandung ini bagus banget arsitekturnya.

Aku lebih banyak ke Lembang, dan di sana cuacanya enak banget. Dingin! Karena selama ini di Jakarta aku kepanasan terus, di sana aku bisa pakai jaket~

Semoga aku bisa segera ke sana lagi!



Bandung, 13-14 Februaru 2018.
Continue reading Bandung!!!

Kamis, 11 Oktober 2018

,

Me and My Thought

Assalamu'alaikum!^^

Wah, nggak berasa sudah masuk bulan Oktober aja. Target nge-blogku masih banyaaaak yang belum selesai, huhuhu. Mood buat nulis hilang kalau ada perasaan pengin punya postingan bagus. Sadar diri kalau tulisanku masih jelek. Skill berceritaku belum berkembang.

Sambil menunggu keinginan menggebu-gebu untuk menulis review. Aku mau cerita uneg-uneg aja. Emang paling gampang tuh mengeluh deh.


Akhir-akhir ini aku ngerasa banyak banget pikiran. Tapi aku nggak tau apa yang aku pikirkan. Saking banyaknya yang aku pikirkan, jadi bingung mau selesain yang mana dulu. Siapa yang sama denganku kalau punya masalah? Nggak tau gimana mau cerita, jadinya nggak selesai-selesai ini pikiran.

Salah satu masalahnya berhubungan dengan pekerjaan sih. Ini kepikiran banget, sampai bikin aku ketakutan sendiri. Menurut prakiraan, masa kerjaku tahun ini selesai. Dalam keadaan belum siap, walaupun telah berencana buat pindah kerja. Dan aku baru sadar kalau ternyata aku nggak ada persiapan apa-apa. Ujung-ujungnya, aku jadi suka overthink. Aku sebel kalau punya banyak pikiran yang nggak jelas.

Salah satu alasannya, aku jadi membandingkan diri dengan orang lain. Itu bikin aku kesal.. dan pengin nangis. Karena yang aku bandingin adalah hal-hal yang nggak memotivasi, tapi iri. Sebel nggak sih kalau punya perasaan iri ke temen yang lagi senang? Rasanya nggak enak, karena harus pura-pura ikut senang atas pencapaiannya. Huss, pergi jauh dariku rasa iri!

Dan emang ya, hidup di bawah bayang-bayang pencapaian orang lain nggak enak. Aku jadi terus membandingkan hal yang belum aku dapatkan, dan yang bandingkan cuma masalah materi semata, iya uang! Aku ngeluh mulu, dan juga merasa selalu nggak cukup. Berandai-andai kalau misalnya aku lebih sabar, kalau misal begini, begitu. Haaah!

Efeknya, jam tidurku kacau. Aku nggak bisa tidur karena kepiikiran hal itu dan berandai-andai, nggak bisa konsentrasi sama pekerjaanku dan aku jadi malas berkegiatan, main handphone aja kerjaannya. Hidup tidak produktif memang menyenangkan, tapi nambah beban pikiran. Pengin nangis rasanya.

Sampai akhirnya aku capek, dan sadar sendiri. Kalau pencapaian setiap orang berbeda. Setiap orang punya waktu untuk bersinar. Juga kamu. Berkat kalimat itu, aku mulai mengurangi untuk membandingkan pencapaian dengan orang lain. Cukup. Daripada membandingkan, lebih baik cari pencapaian lain.

Caranya mengurangi buka sosial media, terutama instagram! Nggak, instagram nggak seracun itu kok. Kita pasti cuma mau membagikan cerita bahagia di sosial media, buat apa yang sedih dan marah diceritain. Ya, kan? Tapi untuk aku yang masih diliputi rasa iri atas pencapaian orang lain, itu sangat membantu. Sangat! Kalian-kalian yang sedang merasa kecil hati, tutup sosial media yang kamu punya. Cari teman untuk sekadar mengeluh, atau tuangkan dalam suatu tulisan.

Kalau pengin nangis, aku cari film yang sedih dan bikin aku nangis sampe sesenggukan. Lumayan bikin lega, soalnya aku termasuk orang yang nggak bisa mengekspresikan perasaan secara langsung. Harus dipancing dulu, hahaha. Atau dengar lagu-lagu sedih! Pasang headset dan naikkan volume senyamanmu. Mainkan deh musik yang sedih dan menggambarkan dirimu. Nggak apa-apa untuk sementara merasa kalau jadi orang yang paling sedih di dunia. Tapi ingat, cuma sementara!

Rencana terakhir, liburan! Aku cuma butuh mengistirahatkan otak dari pekerjaan. Aku butuh udara segar untuk merefresh pikiran. Ambil jatah libur, lalu pergi ke tempat yang membuatmu bahagia! Nggak usah jauh-jauh, tempat yang bikin aku senang cuma ke tempat yang rindang aja atau mall. Keliling mall bikin aku seneng kok, walaupun capek dan nggak beli apa-apa di sana. Hahaha.

Aku sadar, aku harus mencintai diriku sendri sebelum membuatnya bangga. Kalau ngga, akunggak akan pernah puas dan terus-terusan menyalahkan diri atas kesalahan lalu, tanpa melihat keberhasilan yang aku dapatkan. Jadi, berbahagia dan berliburlah!


Cheers!
Continue reading Me and My Thought

Kamis, 27 September 2018

Pelajari Saja

Kamu nggak perlu menjadi sama dengan orang lain untuk diterima. Cukup menjadi dirimu sendiri dan hormati saja preferensi orang lain. Tidak perlu menghakimi atau setuju. Cukup terima dan jikapun kamu tidak setuju, kamu bisa berpendapat dengan sopan.

Kamu nggak perlu bertengkar saat orang lain tidak menyetujui argumenmu. Berdiskusilah. Cari pendapat terbaik diantara argumen kalian. Setidaknya dengan begitu, keputusan terbaik akan ditemukan,

Kamu nggak perlu menyakiti hati orang lain saat kamu merasa ia tidak sesuai dengan norma-norma. Jika kamu ingin menasehati, mulailah dengan bahasa yang santun dan tetap tanpa kalimat menghakimi. Kamu tidak tahu apa yang pernah dia lalui hingga memutuskan menjadi seperti saat ini.

Kamu nggak perlu mencari kesalahan orang lain saat kamu ingin mengalahkannya. Menang dengan menjatuhkan orang lain tidak menimbulkan rasa bangga. Yang ada, kamu hanya terlihat sangat peduli dengannya sampai bisa menemukan hal yang mungkin dia sendiri tidak tahu.

Jangan menjadi orang lain untuk diterima. Bagaimana kamu mengekspresikan dirimu jika mereka tidak tahu kamu orang seperti apa?

Jangan mengingatkan orang lain di depan banyak orang. Kau sendiri tahu, kau tidak suka dipermalukan di depan umum.

Jadilah tegas. Kau bisa menerima semua pendapat orang lain, tapi tetaplah pada pendirianmu. Jangan goyah. Putuskan keinginanmu. Apa yang kau suka dan kau tidak suka.

Tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu istimewa dengan dirimu sekarang. Semua butuh waktu untuk belajar dari pengalaman. Aku harap kamu bisa lebih baik setiap hari.

Kamu tahu, ikhlas memang sulit. Tapi belajarlah. Pelan-pelan, seumur hidup. Kau akan tahu setelah benar-benar merasakannya.

Juga kau tahu, menjadi pemaaf itu sulit. Apalagi minta maaf. Bukan aku memintamu untuk tidak melakukan kesalahan, cukup kamu berani mengucapkan maaf saat melakukan kesalahan dan memberi maaf saat ada yang menyakitimu. Tapi bukan berarti aku menyuruhmu untuk terima saja maaf orang lain, kamu bisa mengajukan syarat apapun untuk memaafkannya.

Itu saja pengingatku. Semoga kamu mengingatnya. Sampai bertemu dilain waktu,


Diriku.
Continue reading Pelajari Saja

Rabu, 05 September 2018

Menjadi Abadi

Image result for goblinSeseorang bercerita padaku, bahwa ia ingin menjadi seorang immortal. Abadi dan tidak terpaut kematian. Umur hanya menjadi penanda, tahun tak bisa membatasi. Tak ingin mati.

Dia ingin melihat perkembangan zaman, pertumbuhan manusia. Katanya, ia suka menjadi bagian dari sejarah. Ia ingin berkeliling dunia dan menyaksikan langsung peradaban. Dia bilang, "Untuk apa mati ada? Jika yang kuinginkan adalah hidup selamanya!"
Waktu itu aku hanya diam menatapnya, tak mengerti jalan pikirannya. Jika kematian adalah jalan menuju abadi, kenapa dia meminta hidup yang abadi?

"Aku tidak suka melihat orang-orang menangis saat didatangi kematian!" Jawabnya. "Aku tidak suka melihat kematian memutuskan dua orang yang saling menyayangi."

"Bagaimana kau tahu kalau orang-orang menangis didatangi kematian? Bukankah kita tahu kematian ada di sekitar tubuhnya?"

Dia mengalihkan pandangnya dariku, lalu bergumam "aku yang menangis saat kematian datang kepada orang terdekatku. Aku benci menangis." Helaan nafasnya terdengar keras, akhirnya dia merebahkan tubuhnya di atas rumput hijau.

"Bagaimana jika kematian adalah hal yang paling mereka ingin temui?" Dia menatapku kembali dengan wajah meminta penjelasan lebih. "Yah, setelah semua hal yang melelahkan selama ini, mereka hanya ingin beristirahat dengan tenang. Tanpa diganggu siapapun dan apapun. Kau tahu, seperti tidur siang saat kita kelelahan dengan kuliah kita."

Dia tersenyum, "aku tidak pernah lelah untuk belajar."

"Itu kamu! Bagi orang sepertiku, belajar adalah hal yang paling sering menguras energiku. Haah!"

"Berarti, apakah kamu ingin berhenti kuliah?" tanyanya lagi.

Aku memutarkan bola mata, susah sekali berbicara dengan orang ini. "Tidak. Maksudku, setelah setengah hari belajar, aku hanya ingin istirahat agar energiku kembali pulih! Ah, sudahlah!" jawabku kesal.

Dia tersenyum kembali, "ya, aku mengerti maksudmu." Dia kembali menatap langit, membuatku mengalihkan pandangku darinya juga. Langit sore ini sepertinya akan cerah. Mungkin kami bisa melihat matahari tenggelam dari sini.

"Lalu, kenapa kamu ingin menjadi abadi?"

Dia menatapku, "aku tidak ingin kau bersedih atas kematianku. Lagipula aku ingin melihat bagaimana anak-anak kita nanti bertumbuh."

Wajahku memerah. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan itu dengan wajah datarnya?! Dasar menyebalkan!

"Aku tak ingin melihat mereka menangis saat aku mati nanti." lanjutnya lagi.

"Lalu bagaimana denganku?"

"Apanya?" dia menoleh.

"Jika kau bisa abadi, bagaimana denganku? Kau tetap seperti ini saat aku menua. Kau tetap tampan saat nanti aku tidak cantik lagi."

Dia tersenyum, "kau tetap cantik dan akan semakin cantik nanti."

"Tidak, kau tidak mengerti. Kau yang abadi tidak akan berubah walaupun umurku bertambah dan wajahku menua. Staminamu tetap terjaga saat nanti aku mungkin akan membutuhkan bantuan dan akan selalu merepotkanmu. Kamu akan tetap tampan dan diidolakan wanita-wanita itu." jawabku sambil menahan tangis.

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Kau tahu, sekarang saja wanita-wanita itu selalu mengikutimu. Bahkan saat mereka tau kau sedang dekat denganku. Bagaimana jika nanti aku menua dan kau tertarik dengan mereka yang lebih menarik dariku?" kali ini aku tidak bisa menahan tangisku. Membayangkannya dengan wanita lain membuat hatiku sakit.

Dia meletakan tangannya di kepalaku, lalu mengusapnya. "Aku tidak akan seperti itu, kau tahu. Bahkan jika aku benar-benar abadi, kau adalah satu-satunya."

Tangisku mereda mendengar jawabannya. "kenapa kau hanya memikirkan kesedihanku saja? Bagaimana jika aku yang mati? Kau tau, hanya kau yang abadi, sedangkan aku tidak."

"Kalau begitu, ayo abadi bersama!" ajaknya.

"Tidak, aku tidak mau abadi. Itu menyalahi takdir. Walaupun nanti bisa saja ada obat abadi, aku tidak akan membelinya." aku menggeleng. "Tapi jika kau mau jadi abadi, dan aku mati. Bagaimana denganmu? Maksudku, kau tahu rasanya ditinggalkan, kenapa kau tetap ingin abadi?"

"Aku sudah memberitahumu, aku tidak suka melihat orang menangisi kematianku."

"Dan kau boleh menangisi kepergian mereka? Kau tau, yang kuinginkan hanya menua bersamamu saja, dewasa bersama. Aku tidak ingin abadi di sini. Baru sebentar saja aku sudah kelelahan dengan tugas-tugasku sebagai manusia. Bagaimana jika nanti seratus tahun atau seribu tahun lagi aku masih hidup dan merindukan orang-orang yang aku kenal? Aku tidak sanggup, dan aku tidak ingin kau merasakannya." aku menatapnya. Itu percakapan terakhir kami sebelum dia meninggalkan kotaku untuk menunaikan tugasnya.

Setidaknya sekarang aku tahu, dia tidak akan berpikir untuk menjadi abadi lagi,karena kami memutuskan untuk menua bersama.
Continue reading Menjadi Abadi

Selasa, 04 September 2018

Lebih dari Suka

Pernah menyukai seseorang sampai nggak rela kalau dia dimiliki orang lain?

Atau sesaat setelah melihat senyum seseorang, segala keluh-kesah terasa hilang? Yang dengan suaranya saja, setengah beban terasa berkurang.

Kalau kamu pernah, atau bajhkan sedang merasakannya, mungkin kamu sedang jatuh hati. Rasanya senang, berbunga-bunga saat menyadari hal-hal yang ada hubungan dan mengingatkanmu padanya.

Related image
Source: Wikihow
Jantungmu berdebar kencang saat dia menatapmu. Otakmu seketika blank, entah harus bersekpresi seperti apa di hadapannya. Lalu hal-hal bodoh secara tidak sadar kamu lakukan, padahal yang kamu inginkan hanya terlihat menarik di matanya. Iya, kamu menarik perhatiannya dengan tingkahmu yang ternyata membuatnya tertawa.

Sekali lagi, dadamu berdebar dua kali lebih keras saat memandangnya tertawa. Bahkan, kau takut dia akan mendengar degupnya juga.

Ada suatu hari nanti, di mana kamu hanya ingin mendengarnya bercerita. Telingamu hanya tertuju pada suaranya. Matamu hanya fokus menatapnya. Kau ingin menjadi orang pertama yang mendengar semua keluhnya, dan menjadikannya yang pertama ditemui saat kau ingin bertanya.

Pula, ada suatu masa, di mana kamu hanya ingin memeluknya. Seerat mungkin. Tanpa berbicara sepatahpun. Yang dengan menghirup aromanya, kau merasa aman. Juga dengan ada di bahunya, air mata yang selama ini kau sembunyikan dari orang-orang tiba-tiba tumpah begitu saja. Sikap dewasa yang selama ini kau banggakan, luruh di depannya.

Saat itu terjadi, sadarlah. Dia bukan hanya sekadar orang yang kau suka.

Kau telah jatuh hati padanya.
Continue reading Lebih dari Suka