Rabu, 04 Januari 2017

[Buku] Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye



Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut- marut kehidupan. Mari berpikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada kita, lantas lembut berkata: Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima Pertanyaan. Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu?
Maka apakah kita akan bertanya: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memilki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?
Ray (tokoh utama dalam kisah ini), ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri. Lima pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna hidup dan kehidupannya.

***

Cerita diatas bukan kutipanku loh :p Cerita itu merupakan sinopsis novel karya Tere Liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang terbit pada tahun 2009 lalu, dan aku tamatkan lagi untuk kedua kalinya. Dan novel inilah yang harus aku bahas. Harus pokoknya! Haha. Novel yang secara tidak sengaja merupakan jawaban atas imajinasiku tentang koma berkepanjangan. Yah karena aku percaya, orang-orang yang koma di luar sana tidak hanya mati suri, tapi diajak berkeliling oleh utusanNya. Sangat masuk akal menurutku, karena banyak orang yang setelah sadar dari masa kritisnya berubah. Entah itu lebih baik, atau sebaliknya.

Bang Tere benar-benar menjawabnya, dengan cerita yang lumayan membuat kita berpikir (memang sih ciri khas novel Tere Liye adalah tidak hanya sekadar 'bacaan' saja). Dan jawabannya mengalir, seperti seorang ayah yang mengelus lembut kepala anaknya yang masih kecil yang bertanya berkali-kali tentang gajah yang mempunyai hidung panjang. Penuh rasa sabar. 

Di awali oleh cerita Rinai, salah satu tokoh penting dalam novel ini. Awalnya memang agak membingungkan sih. Rinai siapa sih? Ini Rehan siapa lagi? Loh kok jadi Ray? *Ini sih keluhanku saat membacanya. Haha* Rinai, anak perempuan yang merupakan salah satu penghuni panti asuhan. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan, ia bahkan belum pernah melihat wajah ayah dan ibunya sama sekali, karena saat Rinai lahir, ibu dan ayahnya telah tewas. Anak yang kuat, karena hidup dari rahim ibu yang telah tiada. Sebenarnya dialah pusat dari cerita ini. Yah, jika penasaran silahkan dibaca sendiri :) 

Lanjut ke tokoh utama dalam cerita ini yaitu Rehan, atau biasa dipanggil Ray. Keberuntungan memang selalu bersamanya. Masa kecilnya dilalui dengan ikut-ikutan mencoba bermain judi, seolah biji dadu itu mengikuti ucapannya. Kemenangan berlipat ia dapatkan. Sepertinya dulu dia adalah anak yang selalu didoakan untuk beruntung oleh almarhum kedua orang tuanya. Iya, Rehan adalah anak yatim piatu yang dititipkan di sebuah panti asuhan. 

Beranjak remaja, ia kabur dari panti asuhan tempatnya tumbuh. Alasannya hanya satu karena muak dengan pemilik panti yang 'sok' alim. Selama hidup di jalanan, macam-macam pekerjaan telah dilakukannya mulai dari pencuri, buruh, dan penjudi. Hingga akhirnya jiwa bisnisnya terasah dan menjadikannya pemilik perusahaan yang menggurita. Keberuntungan sejati memang tercipta dari orang-orang sekitar yang mendoakan.

Jelang masa tua, mungkin bisa dikatakan ia kehabisan keberuntungannya. Komplikasi penyakit menyerangnya secara bertubi-tubi. Takdir sedang menertawakannya. Kematian orang terdekat ditambah perusahaannya yang sedang di ujung tanduk menamparnya berkali-kali. Ray si pemilik keberuntungan bertubi-tubi sedang dihantam kesialannya. Entahlah, membaca novel ini rasanya sesak. Membayangkan dipisah oleh kematian orang terdekat saat sedang jatuh-jatuhnya sungguh menyedihkan :( 

Inti cerita ini adalah jawaban atas 5 pertanyaan yang selalu berputar-putar di benak Ray. Yang membuatnya mengutuk hidup dan memilih pergi dari Tuhan. Hingga akhir cerita, novel ini penuh hukum sebab-akibat. Dan ini merupakan hal yang rumit untukku, karena kembali bertanya setelah mendapatkan jawaban. Bisa jadi dengan membaca buku ini, logikamu bisa terbuka dan kau bisa menemukan jawaban atas pertanyaanmu sendiri :) 

Dan bagi para pencari quote, buku ini merupakan salah satu sumber quote juga loh. Lebih tepatnya bagi yang mencari quote filosofi hidup sih. Aku sematkan beberapa quotenya deh :)
“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”
“Tidak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik.” 
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.” 

Akhir kata, Selamat penasaran dengan isi buku ini :P Bagi yang sudah membaca bukunya, bisa ditulis di comment bawah apa kesan kalian setelah membacanya :)

0 komentar:

Posting Komentar