Hidup ini Butuh Kesiapan atau Persiapan?

Banyak yang aku sadari setelah memasuki umur 25 tahun. Tentang apa yang membentuk sifatku, keraguanku, dan hidup yang ingin aku lalui. Tentunya aku menyadari ini setelah memiliki waktu luang yang banyak (re: pengangguran) di rumah.

Seperti perasaan (atau bisa disebut kegiatan?) siap pada suatu hal yang belum dan akan terjadi di kemudian hari. Aku baru belajar kalau siap dan persiapan ini adalah hal dasar yang harus dipelajari manusia.

Saat bayi, kita dipersiapkan untuk lahir. Setelah lahir, kita dipersiapkan untuk bisa tumbuh di dunia ini dengan beragam hal, mengisi perut, mengisi otak, dan menguatkan otot.

Lalu setelah tumbuh menjadi anak sekolah, mempersiapkan untuk menjadi dewasa. Walau tidak tau, dewasa itu seperti apa dan bagaimana. Dulu semua persiapan sudah dibantu oleh orang sekitar, atau paling tidak, kita tidak merasakan persiapannya.

Kini aku ada di fase melanjutkan keturunan. Dan aku bingung, ini butuh persiapan atau kesiapan? Maksudku, ini salah satu keputusan besar dalam hidupku selain menikah.

Aku selalu yakin sebelum mengingnkan keturunan untuk memiliki kesiapan: finansial, mental, dan juga tubuh. Aku ingin anakku tumbuh dari ibu yang stabil emosionalnya, yang cukup nutrisinya, dan nyaman tempat tinggalnya. Dan artinya, kami butuh waktu untuk persiapannya.

Lalu suatu hari, aku melihat pendapat orang lain yang menyatakan kalau pikirannya tentang itu berubah menjadi "punya anak adalah tentang kesiapan" artinya apa pun kondisinya harus dilakukan.

Memang tidak ada masalah, tapi pendapat ini yang tiba-tiba mengacaukan malamku. Benarkah prinsip ini? Apakah aku harus mengubah mentalku menjadi siap untuk terbiasa? Karena aku pikir, bisa saja aku akan stress walau aku juga akan sangat bahagia.

Ataukah nanti akan ada saatnya aku siap, seperti dulu saat menerima ajakan untuk menikah? Dulu ada perasaan yang tidak bisa aku deskripkan untuk yakin dan menerima ajakan menikah di usia muda, bisa dibilang jauh dari targetku dulu. 

Apakah perasaan itu akan hadir kembali?

Aku akan menunggunya dan menulisnya lagi jika ia hadir.

Posting Komentar

0 Komentar