Refleksi

Mungkin memang manusia harus pernah ada di fase, hidup dalam kebingungan. Entah bingung atas pilihan, pencapaian, perjalanan, atau penalaran.

Inilah aku yang ada di fase bingung atas penalaran. Di kepalaku, semua opini adalah benar. Akibatnya aku jadi buntu, tersesat dalam pikiranku yang seolah bulat. Padahal berputar.

Sebagai orang dengan umur masih relatif muda, jiwaku masih berapi-api untuk mencari pengalaman dan pendapatan. Aku mau menggapai mimpi, aku mau mengikuti gengsi. Tapi ternyata aku menghadapi di titik tunggu. Cukup lama untuk sekadar beristirahat.

Setelah diputus dari pekerjaan, bisa dibilang aku lebih banyak di rumah, mengurus suami dan rumah tangga. Tapi nggak bisa dipungkiri kalau aku rindu kembali dalam lingkungan di mana otakku dituntut untuk terus bekerja, kakiku dipaksa untuk keluar rumah.

Jadi setelah sujudku, aku berdoa untuk bisa kembali beraktivitas dan menjadi manusia yang aktif di siang hari. Preferensiku cukup detail, tapi mungkin usaha yang aku lakukan belum sejalan dengan permintaanku yang bermacam-macam itu.

Kata orang, dalam rumah tangga rejeki satu orang bisa menghidupi satu keluarga, dan rejeki istri yang bekerja bisa jadi sebab penghambat rejeki suami.

Maksudku, apakah semuanya harus aku serahkan kepada pasangan saat aku sendiri mampu dan punya keinginan untuk mencari pengalaman?

Kebingunganku dimulai dari sebab, kenapa sampai saat ini belum kembali aktif bekerja?

Apakah usahaku yang belum sejalan?

Apakah yang saat ini didapatkan adalah kecukupan?

Apakah pertanda untuk beristirahat?

Apakah ada yang kurang?

Apakah bagian mendukung untuk saat ini?

Apakah masih di masa tunggu untuk sekarang?

Apakah dan apakah lainnya masih ada di kepalaku, berputar-putar mencari pintu keluar.

Entahlah.


Setidaknya aku berusaha untuk terus ada di area positif, berusaha menekan penyakit hati.

Sambil menanamkan untuk tidak menyerah, tidak patah, dan tidak berdarah saat mataku melihat orang yang mendapatkannya lebih dulu dariku. Pasti aku bisa menyemainya kelak nanti.

Posting Komentar

0 Komentar