Minggu, 16 Mei 2021

Untuk Seseorang Istimewa di Hari Istimewa

Terima kasih masih merayakan Idulfitri bersamaku. Walau pun doamu belum sempat terwujudkan di tahun kedua ini, semoga ia tetap mengisi aamiin-mu di setiap sujud.

Aku yang pada dasarnya penakut dan bertopeng ini akhirnya luluh saat dihadapkan pada uluran tanganmu. Yang meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja, yang meyakinkan bahwa genggam itu tak akan dilepaskan.

Saat akhirnya kutanggalkan topeng yang sekian lama kukenakan, ditatap dengan tajam. Aku yang ketakutan, buru-buru memasangnya kembali. Namun tanganmu menahan dan menyembunyikan topeng itu di sakumu. Aku yang kebingungan malah menangis, untuk pertama kalinya di hadapan orang lain.

Terima kasih untuk tetap menggenggam, bahkan saat jalan yang dilalui licin dan tak seimbang.

Si yang tidak pernah terbiasa menerima kebaikan orang lain itu akhirnya mulai terbuka. Bercerita sepanjang jalan, mengeluhkan apa yang dikesahkan, membincangkan perasaan. Ya, dia itu adalah aku.

Terima kasih sudah mau menuruti keinginan jalan-jalan, menemani saat dimintai bantuan, ditenangkan saat butuh sebuah pelukan.

Selalu menanyakan keinginan lalu mengusahakan adalah bentuk tak kasat mata dari rasa sayang.

Terima kasih telah menjalani sejauh ini. Semoga di depan sana, kita masih memiliki kendaraan dan jalan yang sama untuk dilalui, tanpa berhenti.
Continue reading Untuk Seseorang Istimewa di Hari Istimewa