Selasa, 15 Agustus 2017

Beban


Mereka bersandar kepadaku, bahkan saat kakiku tidak kuat menahan bobot tubuhku sendiri.
Perlahan merebahkan punggungnya di pundakku.
Berat.
Tapi kakiku belum gemetar.
Yang lainnya datang
Mencoba merebah di punggung juga
Saat melihat tak ada tempat bagi punggung mereka bersandar
Tanganku ditariknya
Digenggamnya erat, menjadikannya pegangan
Aku meringis, sakit
Tapi mereka tak juga melepaskannya
Kemudian sebagian dari mereka mencari bagian lainnya
Kakiku dijadikan pijakannya
Berat
Saat gerakku terasa terbatas
Aku kelelahan
Terseok menanjaki jalan
Kakiku mulai gemetar
Tanganku mulai dingin
Punggungku mulai berkeringat dingin
Aku takut jatuh
Tapi aku tak mau menghentikan langkah
Lalu seorang dari mereka melepaskan genggaman tangannya
Aku menatap hampa tanganku
Sepertinya mulai meringan bebanku
Lalu yang lainnya perlahan menjauhkan dirinya
Aku ringan
Serasa diantar angin
Dan langkahku laju


Di suatu persimpangan, aku gamang
Ke mana aku harus melangkah lebih dahulu?
Seorang dari masa lalu yang bersandar padaku kutemukan di jalan itu
Aku bertanya padanya, "Ke arah mana impianku?"
Dia menunjukkan jalan sambil menyeringai, "Selatan" katanya
Berjalan dan berjalan
Hingga aku sadar, aku salah langkah
Menatap ke belakang
Aku tak mau berhenti, dan aku tidak mau mundur
Persimpangan ke dua aku bertemu beberapa orang dari masa lalu lagi
Pertanyaan sama, jawaban berbeda
Mereka menunjuk Selatan, Barat Daya, Utara, Timur Laut
Belajar dari kesalahan pertama, aku memutuskan terus lurus menuju Barat
Dari arah sana ku hirup wangi yang selama ini kukenal
Berlari
Dan menemukan persimpangan ke tiga
Seorang dari masa lalu lagi
Yang bersandar di bahuku
Dan juga menggenggam tanganku
Menjawab tanpa tahu pertanyaannku, "Lurus saja, kau akan segera menemui impian itu"
Aku tersenyum

Jangan biarkan tubuhmu menerima beban 'mereka'
Jangan percaya siapapun, dan
bersandar pada siapapun
Percaya saja pada hati dan intuisimu
Jika kau tidak ingin menerima seperti apa yang ku terima

0 komentar:

Posting Komentar