Sabtu, 29 Oktober 2016

[Music] Teka-Teki Rasa

Assalamu'alaikum, semuah! ^_^)/


Kali ini aku mau memberi rekomendasi lagu buat yang sedang rindu, tapi merasa di-PHP oleh doi. Atau yang merasa doi kasih tanda-tanda kalau dia suka sama kita, tapi ya cuma perasaan kita aja mungkin T^T


Lagu ini merupakan original soundtrack dari novel Teka-Teki Rasa karya kak Himsa. Novel yang bercerita tentang dua orang insan yang sama-sama jatuh cinta, tapi dalam diam mereka. Saat orang pertama memang sengaja tidak mengumbar, diam dalam perasaan mengikhlaskan, orang kedua hanya bisa menerka, membaca setiap aksara yang dibuat oleh orang pertama tersebut sambil merangkai harapan.

Aku belum pernah baca sama sekali buku karya Kak Himsa ini (semoga bisa ikut order lagi!), tapi dari soundtracknya saja sepertinya lagu ini sangat menggambarkan keseluruhan isi cerita dalam novel tersebut. Dan tentunya menggambarkan kisah cinta beberapa orang yang merasa kisahnya sama dengan mereka. Dan menjadikan soundtrack ini lagu galau yang pas, termasuk aku. Hehe.

Lagu ini maknanya dalaaam banget! Pertama kali dengar memang agak membingungkan sih untukku, apa sih maksud lagunya? Karena aku emang lagi gak fokus buat dengar, tapi sambil baca komentar yang ada di akun youtubenya, hehe.

Petikan gitarnya membuatku jatuh cinta! Jadi untuk kedua kalinya, aku memutarnya lagi dan berusaha untuk mendengarkan liriknya dengan hati. Paragraf pertama lagu tersebut membuatku tersenyum sendiri, aku jadi mengingat, dan....malu sendiri, haha. Kira-kira pada paragraf pertama bait tersebut begini liriknya:

Dalam bait aksara yang kamu reka
Aku menerka-nerka
Apakah kamu yang tak peka?
Atau aku yang yang salah sangka?

Bagaimana? Sudah tersenyum sendiri? Merasakan betapa bodohnya diri ini menganggap bahwa dia tak peka. Dan sebagian wanita pasti sering salah sangka, bahkan menghubung-hubungkan hal yang sama sekali bertolak belakang. Lalu berkata bahwa dia tidak peka dengan apa yang kamu rasa.


Dalam buaian rindu yang aku rasa
Aku menganalisa
Jugakah kamu menyimpan asa?
Atau semua hanya diagnosa?

Yes! Rindu bukanlah penyakit. Tapi dia memberi rasa sakit. Rasa sakit karena perpisahan. Rasa sakit karena perbedaan. Dan rasa sakit lainnya. Rindu juga memberi otak kita cara untuk mendiagnosa hal-hal yang persepsinya ingin kita buat benar. Seperti, apakah dia juga merindukanku? Mungkin iya, dari pesan yang ia kirimkan sehari yang lalu menggambarkan kalau dia merindukanku.


Aku seperti mendengar rindumu
Tapi aku takut salah mengartikannya

Akukah yang terlalu perasa?

Semua aksaramu bagai pertanda
Tapi aku takut salah membacanya
Bernarkah kamu menyimpan rasa?
Semua masih diagnosa

Dalam diagnosa aksara, semua hal terasa berkaitan. Aku bertanya kabar dan ia balik bertanya padaku, itu adalah salah satu alasan yang membuatmu merasa kalau ia juga merindukanmu. Padahal sebenarnya, bertanya kembali adalah cara bersopan santun.

Atau saat dia terasa lebih menyenangkan daripada biasanya. Kamu merasa dia merindukanmu. Padahal mungkin sebenarnya ada hal yang membuat suasana hatinya menjadi baik hari itu, dan kebetulan kamu menghubunginya hari itu juga.

Diagnosa aksara memang menyenangkan. Tapi dilain sisi juga terasa..... menyakitkan.

Sakit saat berpikir kalau perkiraan kita adalah suatu kesalahan. Sakit saat kita mengetahui kenyataan bahwa kita tidak tahu dia merindukan kita atau tidak. Dan sakit saat kita tahu, bahwa kita tidak berani mengungkapkan bahwa sebenarnya kita merindukannya. Merindukan sosoknya.

Karna semua masih dalam tanya
Dan kepastian yang belum ada
Jadi biarlah ku menunggu
Mengharap ikhlas dalam Do'a

Semua tentang dia adalah pertanyaan bagi kita yang tidak berani menyapa. Kabarnya, kerinduannya, kesibukannya, dan... perasaannya. Gelisah menunggu pesan darinya. Padahal... diri ini bahkan tidak berani mengetikkan kata pada kontaknya. Bagaimana mungkin harus menunggu dalam kegelisahan?

Doakanlah! Doakanlah yang terbaik untuknya. Rangkul seluruh rindu tersebut dalam sujud-sujud panjang. Kirimkan seluruh rindu itu dalam bingkaian-bingkaian doa. Keluarkan segala kegelisahan yang kau rasakan. Ikhlaskan seluruhnya, bila belum merasa mampu. Itulah teka-teki rasa. Lagu ini benar-benar menceritakan kegelisahan hati orang-orang yang belum berani mengambil komitmen untuk menikah. Menunggu dalam doa.

Lagunya benar-benar easy listening. Petikan gitar yang mengalun lembut, suara penyanyi yang mengayun perlahan, dan liriknya yang begitu 'menampar' menurutku membuatku benar-benar jatuh cinta. Saat hari rilisnya, lebih dari 5 kali kuputar ulang lagu ini.
Untuk lebih jelasnya langsung cek disini aja. Keren banget pokoknya buat kalian yang sedang dilanda rindu. Haha.

Sekian dulu tulisanku kali ini. Bagaimana komentar kalian yang sudah mendengar lagu ini? Share di kolom komentar yah! :)

0 komentar:

Posting Komentar