Sabtu, 21 Mei 2016

Ini diriku, bukan kamu.

Bukan.
Yang aku butuhkan bukan penghakiman. Yang aku inginkan bukan menunjukkan kesalahan-kesalahanku. Aku paham. Sangat paham apa kesalahan dan kekuranganku. Karena akulah yang mempunyai diriku sendiri. Bukan mereka.

Bukan.
Yang aku butuhkan bukan ketakutan akan masa depan. Yang aku inginkan bukan membeberkan kekalahan-kekalahanku. Aku tahu. Sangat tahu akan kekalahan itu. Aku tahu penyebab kekalahan-kekalahanku itu. Aku tahu. Dan mereka hanya melihat kekalahanku, tanpa bertanya padaku kenapa dan apa penyebabnya.

Bukan.
Yang aku butuhkan bukan diksi-diksi yang mendikte. Yang aku inginkan bukan kalimat-kalimat pembakar semangat yang diucapkan. Aku tahu. Sangat tahu apa gunanya motivasi disaat terpuruk.
Aku masih punya Tuhanku. Aku masih punya motivasiku sendiri. Aku sadar akan kekalahan dan kesalahanku.

Tidak perlu kau sebutkan daftar kekalahanku yang lalu.
Tidak perlu kau bebeberkan kesalahan-kesalahanku.
Tak perlu kau berikan aku motivasi-motivasi dari buku yang kau kutip.

Aku sudah punya daftar-daftar kekalahanku yang bahkan aku tak pernah ceritakan pada siapapun.
Aku selalu mengingat dosa-dosa yang tak kau lihat dengan matamu.
Aku masih punya Tuhan yang menjadi motivasiku.
Aku masih punya, bahkan sudah kubuat buku.

Kau tak tahu, kan?
Karena ini diriku, bukan kamu.

Aku sudah punya tentang yang kau beberkan saat ini,
Sayangnya,
Satu-satunya yang tak kupunya,
Kamu yang seperti dulu.

(21 Mei 2016)

0 komentar:

Posting Komentar