Selasa, 09 Juni 2020

Kisah Wanita Berdress Kuning

Aku pernah mendengar cerita tentang seorang wanita yang hidup dengan senyum dan menyukai dress berwarna kuning. Setiap hari ia bertemu dengan orang dan menyapa keadaan mereka, lalu duduk sebentar untuk mendengarkan keluhan satu orang atau menumpahkan cerita. Sepertinya dia wanita yang dicintai semua orang.
Source

Setiap pertemuan dengannya adalah senyuman dan canda. Dia wanita yang dapat menghibur dengan jokesnya, memberi bantuan, atau mendengarkan tanpa menghakimi. Memandangnya yang serupa matahari, menyinari orang-orang dengan cahaya dan semangatnya, sepertinya dia adalah wanita terbahagia. Tanpa amarah atau pun kesedihan, tidak ada emosi selain bahagia dan semangat. Bersamanya, suasana selalu terasa berwarna kuning dan hangat. Menyenangkan.

Lalu di satu hari yang cerah, orang-orang tidak menemukannya. Malam datang, tapi ia tidak. Orang-orang kebingungan mencarinya. Dia tidak ditemukan di manapun, hingga mereka memutuskan untuk menunggu. Hari itu rasanya matahari lebih terik, dan malam terasa cukup kejam dengan dinginnya. 

Esoknya, matahari belum menyapa, tapi wanita itu sudah berkeliling desa. Lagi-lagi dengan senyum manis dan dress kuningnya. Semua orang bertanya ke mana dia pergi kemarin? Dia hanya tersenyum lalu satu per satu orang sibuk bercerita dan berkeluh kesah. Tatapannya fokus, sesekali ia mengelus tangan atau punggung orang-orang, memberi semangat. Pamitnya selalu meninggalkan perasaan tenang. Hari itu panasnya matahari tak lagi terasa menusuk kepala, sejuknya angin mengalahkan semua keluh yang telah ditumpahkan. Semua orang merasa lega. Entah atas kembalinya si wanita, atau bisa kembali bercerita. Setidaknya hari itu, mereka merasa pundak mereka lebih tegak untuk berdiri.

Hari terus berlalu dan wanita itu kembali menghilang. Kali ini lebih lama, satu minggu. Semua orang gempar mencari dan saling bertanya. Namun nihil, seperti informasi yang mereka ketahui tentang wanita itu, Naima. Tidak ada seorang pun yang tau alamat, bahkan dari mana asal wanita itu. Yang mereka ingat, wanita itu bermata hitam dan sendu, dengan senyum serupa angin sore yang menenangkan serta rambut hitam pekat sebahu. Ah, dan dia suka memakai dress berwarna kuning.

Satu minggu berubah menjadi bulan, lalu berganti tahun. Keberadaan wanita itu masih menjadi misteri. Hingga kini, semua orang masih mencarinya. Bahkan beberapa ada yang berharap bisa bertemu hanya untuk memeluknya dan bertanya kabar. Mereka rindu didengarkan dan bercerita tanpa dihakimi. Mereka rindu dikuatkan dan membagi setengah beban.

Jangan tanya aku. Aku pun tidak tau keberadaan wanita itu di mana, tapi aku penasaran dan ingin bertanya padanya,

"Bagaimana harimu? Apa boleh jika aku memintamu menggunakan dress berwarna biru seperti langit atau putih seperti kapas?"

0 komentar:

Posting Komentar