Kamis, 26 Desember 2019

Pemuja(an) Rahasia

Hey, hey. Apa kabar?
Akhirnya aku menemukanmu setelah mencari tanpa ada jawaban. Kamu masih ingat aku? Pasti tidak kan? Aku adalah sebatas pernah, yang bahkan hampir.

Tidak, kamu tidak perlu tau aku yang mana. Yang perlu kamu tau, aku adalah tinta hitam di antara kalimat yang kamu tuliskan. Ah, iya maaf. Aku baru ingat kalau kamu sangat jarang menulis, begitu pula menghubungiku. Ya, kurang lebih seperti itulah aku.

Masih penasaran?
Rasa penasaran itu membunuh lho, kau tau? Seperti aku yang dulu mengejarmu di suatu jalan. Lari dan berniat menghampiri, tapi malah menemukanmu tersenyum malu karena sapamu dijawab senyum oleh orang itu. Jangan penasaran, tidak bagus untuk kesehatan.

Kamu pasti tidak akan ingat, karena aku tidak pernah mencoba mengingatkan. Hanya ingin menyapa tanpa nama. Agak menyeramkan ya? Maafkan aku yang terlalu malu untuk menunjukkan muka di depanmu. Yang bahkan aku tidak tau apakah kamu mengenaliku.

Menyeramkan ya?
Makanya aku tidak akan memunculkan diri di depanmu. Cukup surat ini kuberikan sebagai tanda bahwa aku ada. Tidak perlu takut, aku akan pergi setelahnya. Tujuanku bukan untuk berjabat tangan, hanya ingin dikenang. Kau tau? Kenangan buruk akan selalu diingat sampai kapanpun juga, aku ingin dikenang lebih lama olehmu.

Sudah ya. Cukuplah aku rasa memberikan kata-kata. Kau mungkin tidak akan mengerti, dan aku tidak akan menjelaskannya kembali. Intinya, selamat berbahagia. Semoga nanti kita tidak akan bertemu kembali.

0 komentar:

Posting Komentar