Rabu, 19 Juni 2019

Berusaha dan Terbiasa

Sampai pada titik ini aku baru mengerti. Entah berapa banyak hal yang lewat dan mendekat, tapi secara tak sadar kuminta mundur dan pergi begitu saja. Padahal banyak dari mereka yang aku sukai.

Entah berapa banyak juga yang datang berkunjung, tapi begitu aku sambut perlahan pamit. Beberapa dipersilakan masuk tapi begitu melepas alas kaki dan melihat sekitar lantas berkemas terburu-buru. Padahal aku sudah berusaha untuk terbiasa, tapi tetap saja, rasanya menyedihkan.

Sepertinya aku harus lebih lapang dada. Dan tentunya tidak terlalu banyak berharap. Juga tidak perlu terlalu berbaik hati mengulurkan tangan.

Tapi bagaimana caranya? Aku terlalu terbiasa memberi bantuan. Terlalu terbiasa mendengarkan.

Ada saatnya aku iri dengan orang lain yang sepertinya tidak peduli. Tapi bagaimana rasanya tidak peduli saat memikirkan apa yang ada di kepala orang lain?

Sejujurnya, aku terlalu takut. Percaya pada orang lain seperti porselen mahal, rentan dan kapan saja bisa pecah atau dicuri.

Berusaha saja ternyata tidak cukup, aku juga harus terbiasa.

0 komentar:

Posting Komentar