Jumat, 09 November 2018

Kesal

Tulisan ini aku buat dalam keadaan kesal. Cuma menyalurkan emosi yang nggak tahu harus diapakan.

Aku kesal. Ketika marah dengan orang, apalagi salah satu keluarga, tiba-tiba aku lihat cerita yang bisa membuatku merasa takut kehilangan. Rasa kesalku lalu berubah jadi menyesal. Menyesal telah marah.

Aku kesal. Kerika marah sama keluarga, lalu lihat hal yang membahagiakan tentang keluarga. Rasa kesalku hilang. Bertransformasi saat mengingat kenangan indah tentang mereka sebelum marah-marah.

Aku kesal. Ketika marah dengan orang lain, lalu mengingat kebaikan orang tersebut. Rasa kesalku berkurang mengingat ia sudah sangat membantu. Jadi aku abaikan rasa kesal dan amarahku begitu saja.

Aku kesal.

Tolong. Aku cuma butuh menyalurkan emosiku saja. Aku cuma butuh melampiaskan kekesalanku saat itu juga. Entah hal-hal yang membuatku menyesal itu adalah pengingat atau bom waktu. Tapi itu membuatku kesal.

Aku cuma ingin marah. Aku tidak ingin memupuk amarah.

Aku cuma ingin menyalurkan emosi. Aku tidak ingin berubah emosi.

Aku tidak ingin emosiku menjadi bom waktu untuk diriku sendiri.

Rasanya sangat menyebalkan setiap kali kekesalan itu muncul lalu sifat sensitifku datang. Terlalu perasa tidak seenak itu. AKu rasa aku terlalu banyak memikirkan perasaan orang lain, sampai melupakan perasaanku sendiri.

Aku kesal. Dan cuma ingin benar-benar meluapkan kekesalanku. Bukan melupakannya.

Sebentar saja. Bisakah?

0 komentar:

Posting Komentar