Rabu, 28 Maret 2018

InsyaaAllah ya!

Assalamu'alaikum!

Sudah ada janji hari ini? Atau sedang buat janji? Siapa yang kalau diajak pergi jawabannya "InsyaaAllah"?  InsyaaAllah yang maksudnya menolak dengan halus. Mau tolak langsung tapi gak enak, akhirnya jawab InsyaaAllah yang maksudnya nggak mau ikut.

InsyaaAllah, kalau gak mager ya.
Entah kenapa dan siapa yang memulai, jawaban InsyaaAllah adalah jawaban penolakan secara halus. Saat kita diajak pergi ke tempat yang malas kita datangi, atau malas bertemu dengan orang lain. Secara nggak langsung, InsyaaAlah merupakan jawaban diplomatis untuk menolak suatu ajakan.

Contoh InsyaaAllah yang malas-malasan
ini chatku dengan teman dekeeet banget
Misalnya saat kita diajak reuni sekolah. Ada mantan yang nyebelin banget datang juga, dan buat kita malas ketemu dia! Jawaban yang kita berikan biasanya "InsyaaAllah ya, kalau bisa." Dalam arti sebenarnya adalah "Nggak dulu deh, malas banget gue datangnya!" Tapi gak enak banget kan kalau menolak dengan alasan begitu.  Biasanya teman-teman muslim kasih jawaban diplomatis yang nggak jelas pastinya begini nih artinya (aku termasuk juga yang suka jawab InsyaaAllah tapi nggak datang :'D).

Padahal, arti dari InsyaaAllah di sini 99% pasti datang, dengan kemungkinan nggak jadi ikut 1% di luar kuasa kita. Contohnya, tiba-tiba sakit atau dapat kabar duka mendadak. Bukannya janji datang tapi malah gak ada kabar setelahnya. Seenggaknya kabarin gitu mau ikut atau nggak, biar nggak ada yang menunggu gitu.

Eh, tapi sekarang nggak hanya muslim saja yang jawab begini kok, banyak teman-temanku yang non-muslim juga mengucapkan kayak itu. Aku sendiri belum tahu alasan mereka bilang begitu, tapi kok ikut senang aja gitu. InsyaaAllah nggak cuma diucapkan buat sesama aja, tapi kayak sudah semacam bahasa Indonesia biasa gitu.

Jadi siapa yang masih bilang InsyaaAllah tapi nggak janji ikut?

1 komentar: