Sabtu, 03 Desember 2016

Kamu, Utopia

Aku lupa.
Bagaimana harus mundur. Mengalah pada keadaan.
Menjauh dari segala hal yang menggambarkan kamu.

Aku lupa.
Tentang cara berhenti. Melepaskan segala kekhawatiran.
Mengatakan pada diriku untuk selesai.

Aku lupa.
Bahkan pada cara diriku melangkah.
Satu. Dua.
Terus melangkah.

Aku lupa.
Entah bagaimana caranya.

Ketika aku berusaha mundur, kau selalu tahu saatku kecewa.
Kembali ke belakang menyamakan langkah kakiku adalah caramu membantuku.
Dan lagi. Aku melupakan alasanku untuk mengalah.
Hingga akhirnya aku melangkah lagi.

Begitu juga kau,
Yang menyamakan langkahku, jauh di depan sana.

Aku lupa.
Entah bagaimana caranya.

Ketika aku sedang berhenti, kau selalu tahu aku kelelahan.
Menungguku kembali adalah caramu menyemangatiku.
Dan lagi. Aku melupakan alasan yang membuatku berhenti dalam usahaku menipiskan jarak kira.

Hingga akhirnya kau juga kembali melangkah.
Menciptakan jarak statis, yang tidak berkurang maupun bertambah.
Walaupun aku berlari mengejarmu. Ataupun terduduk kelelahan mendekatimu.



Tapi saatku berhenti, di depan sana kau pun berhenti.
Menungguku melangkah, dan kaupun akan melangkah.

Apa maksudmu?

Meninggalkanku di belakang, terengah-engah mengejar.
Aku ingin seiringan. Berjalan di sampingmu.

Apa maksudmu?

Mengikuti setiap langkah yang ku pijakkan, walau kau ada di depan sana.
Aku ingin kau tanyakan keadaanku. Bukan hanya menungguku kembali melangkah.

Apa maksudmu>

Hingga membuatku lupa alasanku untuk mengalah dan melepaskan dirimu?


0 komentar:

Posting Komentar