Hai!

Setelah melewati tahun ketiga pernikahan, aku baru paham, kalau menikah bukan hanyalah pembuktian cinta, tapi perjalanan seumur hidup.

Menikah bukanlah akhir dari cerita cinta, tapi awal mula, chapter baru dari perjalanan. Makanya banyak orang yang bilang, kalau menikah bukanlah tujuan dari suatu hubungan romantis. Karena jika sudah tercapai, lalu apa? Karena tujuannya sebatas pernikahan.

Setelah menikah, banyak hal menarik yang akan dilalui: suka, duka, tawa, dan tangis. Adu argumen yang diselingi dengan adu mulut (literal). Mungkin bisa lebih banyak suka, mungkin juga penuh dengan tangis (bahagia). Apa pun itu, kudoakan terbaik untuk kamu yang sedang merencakanannya.

Laki-laki akan lebih banyak melamun, dan wanita akan lebih sering mengamuk. Bukan karena tidak bahagia, justru karena memikirkan cara berbagi bahagia. Laki-laki ingin membahagiakan wanitanya dengan memberikan seluruh yang ia punya: harta, cinta, dan harga diri. Sedangkan wanita berbagi rasa dengan: waktu, cerita, dan pelukan.

Kenyamanan menurutku adalah tempat di mana kita bisa bebas untuk memeluk, bercerita, tanpa peduli dengan waktu. Contohnya adalah menghabiskan waktu berdua di akhir pekan.

Sedangkan untuk suamiku, kenyamanan adalah tempat di mana kami bisa beristirahat dengan aman dan tenang. Ia mewujudkannya dengan mencari tempat tinggal dengan suasana yang layak untuk menetap.

Nggak ada yang salah atau benar, dalam suatu hubungan semua harus dikondisikan agar kedua belah pihak merasa cukup.

Oh dan ya, semua pasangan akan melewati segala jenis fase. Jadi jika bisa dilalui bersama, laluilah bersama, bergandengan, bersisian.