Rabu, 20 November 2019

Euforia Langit

Jadi akhir-akhir ini, aku merasa langitku dominan cerah. Sesekali memang ada mendung dan hujan mampir, tapi dia cuma berkunjung sebentar. Lalu ijin pergi, tapi membuat langitku lebih bersih. Aneh rasanya.

Setelah langitku selalu melewati hari penuh gumpalan awan abu-abu, beberapa petir yang mengagetkan, dan butiran air langit yang jatuh. Aku baru tau kalau dia bisa berwana merah muda waktu kutengokkan kepala. Cerah dan cantik. Menyenangkan juga menatap langit yang ternyata begitu mengagumkan di atas sana.

Sementara langitku yang dulu selalu hujan, aku terus saja menatap tanah tanpa berani menengok ke atas. Memperhatikan dia yang mungkin selalu berusaha memberi tau, tapi malah aku hindari. Karena perasaan dingin yang hujan kirimkan itu, aku ketakutan untuk mendongakkan kepala. Apalagi petir yang tiba-tiba, rasanya ingin bersembunyi.

Coba lihat sekarang, langitku biru cerah. Seperti warna kesukaanku. Awannya menggumpal putih bersih, kadang aku bisa menemukan kelinci di antara mereka. Tidak terik tapi tidak juga mendung, rasanya sejuk untuk sekadar berjalan-jalan.

Bahkan aku bisa melihat perubahan warnanya saat sang cahaya tenggelam. Biru, ungu, merah muda, jingga. Banyak sekali warna transisinya, aku baru tau. Ke mana saja selama ini aku memandang ya? Terlalu banyak menunduk dan melihat tanah yang kupijak, mungkin? Sampai lupa apa yang langitku ingin sampaikan di atas sana.

Baiklah, aku akan mulai untuk lebih memandang langit. Menengok tanah pun masih harus terus dilakukan. Juga melihat lurus pepohonan.

Ada lebih dari puluhan yang bisa dicari cerahnya. Ya?
:)


0 komentar:

Posting Komentar